Penjara Tercanggih Tempat Kolonel Priyanto Ditahan, Maximum Security Dilengkapi Kecerdasan Buatan
Seluruh fasilitas rutan dikendalikan otomatis secara elektronik, mulai dari penguncian sel, menyalakan atau mematikan lampu, dan lain sebagainya.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Kolonel P atau Kolonel Infanteri Priyanto, Kopda A atau Kopda A Sholeh, dan Koptu DA atau Koptu Dwi Atmoko, tiga prajurit TNI AD penabrak sejoli Handi Saputra dan Salsabila saat ini sudah ditahan oleh Mabes TNI.
Handi dan Salsabila terlibat kecelakaan di Nagreg sebelum mereka dibuang ke Sungai Serayu oleh ketiga pelaku.
Handi dan Salsabila ditemukan meninggal di aliran Sungai Serayu yang melintas di Banyumas dan Adipala, Cilacap, Jawa Tengah.
Kini ketiga penabrak Handi dan Salsabila itu ditahan di tiga lokasi berbeda.
Kopda AS di Bogor, Koptu DA di Cijantung dan Kolonel Priyanto berada di tahanan militer yang tercanggih yang disebut Smart Instalasi Tahanan Militer.

"Saat ini Kolonel P ada di tahanan militer yang tercanggih, yang kita sebut smart, yang baru tahun lalu kita resmikan. Nah kemudian satu anggota Sertu AS itu ada di Bogor, dan satu lagi DA itu ada di Cijantung," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kepada wartawan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta pada Selasa (28/12/2021).
Seperti apakah penjara militer tercanggih tempat Kolonel Priyanto ditahan?
Dilansir Tribunnews.com, penjara tercanggih ini berada di Markas Pomdam Jaya Jakarta dan baru diresmikan pada April 2021 lalu oleh Andika Perkasa saat menjabat sebagai KSAD.
Instalasi Tahanan Militer tersebut berteknologi Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan, dan menjadi pertama dalam sejarah TNI AD.
Dalam Smart Instalasi Tahanan Militer ini, seluruh fasilitas rutan dikendalikan otomatis secara elektronik. Mulai dari penguncian sel, menyalakan atau mematikan lampu, dan lain sebagainya.
Biaya pembangunan instalasi tahanan militer tersebut mencapai Rp 100 miliar.

Bangunan instalasi tahanan militer tersebut, kata dia, seluas sekitar 1.500 meter persegi di dalam Markas Pomdam Jaya.
Instalasi tahanan militer tersebut, kata dia, mampu menampung 83 orang.
Fasilitas intalasi tahanan militer berbasis Information Communication Technology (ICT).

Artificial Intelligence yang ditanamkan dalam sistem instalasi tahanan militer tersebut memungkinkan petugas menganalisa setiap gerak gerik para tahanan di dalamnya.