Berita Nasional

Mendagri Tito Minta Kebijakan Pemda Harus Berdasarkan Data dan Teori Teruji

Ia berharap, kampus tidak hanya menjadi tempat pendidikan, tetapi juga aktif memberikan masukan berbasis ilmiah kepada pemerintah.

Penulis: Kambali | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
ISTIMEWA
SAMBUTAN – Mendagri Tito Karnavian, memberikan sambutan di Majapahit Convention Semarang (MAC) Ballroom, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Rabu, 5 November 2025. Tito meminta kepada gubernur dan bupati agar kebijakannya berdasarkan data dan teori yang teruji. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Jenderal Polisi (Purn) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D, menegaskan bahwa setiap kebijakan publik yang akan diambil kepala daerah harus dibuat berdasarkan teori yang teruji dan data saintifik yang kuat. 

Tanpa fondasi ilmiah yang jelas, kebijakan hanya akan menjadi langkah coba-coba yang berisiko gagal.

“Teori yang tidak diterjemahkan ke dalam kebijakan hanya akan menjadi diskusi akademik yang indah tapi tidak bisa direalisasikan. 

Sebaliknya, kebijakan tanpa teori dan basis data adalah kebijakan coba-coba. Gubernur dan bupati harus membuat kebijakan berdasarkan teori yang sudah teruji dan data yang kuat,” tegas Tito dalam keterangan resminya, Senin, 10 November 2025.

Untuk itu, Tito menekankan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan dan penyeimbang pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan publik. 

Baca juga: DIPAKAI Beli "Be Celeng" dan Sarana Upakara, Adi Astawa Sebut Bantuan Rp 2 Juta Sangat Membantu!

Baca juga: KEJAMNYA Pembunuhan Marsinah & Dosa Soeharto di Masa Lalu, Prabowo Berikan Gelar Pahlawan Nasional!

SAMBUTAN – Mendagri Tito Karnavian memberikan sambutan di Majapahit Convention Semarang (MAC) Ballroom, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Rabu, 5 November 2025. Tito meminta kepada gubernur dan bupati agar kebijakannya berdasarkan data dan teori yang teruji.
SAMBUTAN – Mendagri Tito Karnavian memberikan sambutan di Majapahit Convention Semarang (MAC) Ballroom, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Rabu, 5 November 2025. Tito meminta kepada gubernur dan bupati agar kebijakannya berdasarkan data dan teori yang teruji. (ISTIMEWA)

Ia berharap, kampus tidak hanya menjadi tempat pendidikan, tetapi juga aktif memberikan masukan berbasis ilmiah kepada pemerintah.

“Perguruan tinggi terdiri dari orang-orang dengan kapasitas intelektual tinggi yang bisa mengubah budaya masyarakat. 

Karena itu, universitas harus sering memberi masukan berdasarkan referensi dan data ilmiah yang akurat,” ujarnya.

Tito menegaskan bahwa perguruan tinggi harus menjadi penyeimbang (counter balance) dalam kebijakan public-bukan oposisi, tetapi mitra strategis yang menyampaikan pandangan objektif dan berbasis riset.

Agar fungsi itu berjalan optimal, perlu kekompakan seluruh elemen kampus, mulai dari rektor dan jajaran pimpinan, mahasiswa hingga senat akademik.

“Rektor dan jajarannya harus kompak, begitu juga senat akademik. Hanya dengan soliditas internal, perguruan tinggi bisa menjalankan peran strategisnya dalam mendukung pembangunan nasional,” kata Tito yang juga Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya ini.

Selain itu, Tito juga menekankan pentingnya aparatur pemerintahan yang profesional dan efisien untuk menjalankan administrasi pemerintahan dengan baik.

“Kita perlu aparatur pemerintahan yang mampu menjalankan administrasi secara efektif dan efisien. 
Tanpa itu, kebijakan yang baik sekalipun tidak bisa berjalan optimal,” tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved