FAKTA-FAKTA Rekonstruksi Tabrak Lari di Nagreg, Kolonel Priyanto Kenakan Baju Tahanan Kuning Nomor 1
Sekitar 10 menit rekonstruksi itu dilaksanakan, dipenuhi warga yang terus mengeluarkan cacian dan menyoraki tiga pelaku.
TRIBUN-BALI.COM, BANDUNG - Tiga prajurit TNI AD, Kolonel Infanteri Priyanto, Kopda Andreas Dwi Atmoko, dan Koptu A Sholeh mengikuti rekonstruksi di tempat kejadian perkara tabrak lari di Nagreg, Senin (3/1/2022).
Kasus tabrak lari tersebut menyebabkan sejoli, Handi Saputra dan Salsabila meninggal dunia.
Handi dan Salsabila tidak dibawa ke rumah sakit, justru dibuang ke Sungai Serayu di Jawa Tengah yang jaraknya 200 km dari lokasi kejadian.
"Betul (hari ini rekonstruksi)," kata Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, Senin pagi.
Rekonstruksi dipimpin penyidik TNI AD, penyidik Mabes TNI, dan Oditur Militer Mabes TNI.
Berikut fakta-faktanya:
1. 3 pelaku diborgol dan pakai seragam tahanan
Tiga anggota TNI AD dihadirkan di rekontruksi kasus tabrak lari sejoli di Nagreg di Jalan Raya Bandung Garut, tepatnya di Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, Senin (3/1/2021).
Anggota TNI AD yang jadi tersangka kasus tabrak lari itu, Kolonel Priyanto yang bertugas di Korem Gorontalo. Dua lagi: Koptu Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh, turut dihadirkan.
Pantauan Tribun Jabar, ketiganya mengenakan seragam tahanan berwarna kuning. Di bagian belakang tertulis TAHANAN MILITER Pomdam Jaya.
2. Disoraki warga
Rekonstruksi itu dimulai sekitar pukul 10:00 WIB dan berlangsung kilat.
Sekitar 10 menit rekonstruksi itu dilaksanakan.
Selain cepat, rekonstruksi itu juga dijaga ketat personel TNI.

Ratusan warga menonton adegan tersebut.
Ketika tiga penabrak Handi dan Salsabila turun dari mobil, warga yang menonton langsung menyambut dengan sorakan dan cemoohan.
Teriakan sampai caci maki terdengar sampai reka ulang adegan selesai dilaksanakan.
3. 5 adegan yang diperankan tersangka
Ada 5 adegan yang diperagakan para tersangka penabrak Handi dan Salsabila.
Pada reka adegan itu, polisi dan TNI, menerapkan batas bagi warga yang menonton.
Selain itu, lalu lintas di jalan tersebut juga ditutup sementara.
Adegan pertama, korban tertabrak Salsa berada di kolong mobil hitam yang menabraknya, sedangkan korban Handi, berada di samping mobil dan dua pelaku turun dari mobil.
Lalu dalam adegan kedua, dua pelaku dan satu saksi, mengevakuasi korban pertama ke pinggir jalan.
Adegan ketiga, korban Salsabila ditarik dari kolong mobil dibawa ke pinggir jalan, disimpan di dekat korban Handi. Lalu tersangka 1 dan 2 membawa korban Salsabila ke mobil dimasukkan ke jok tengah mobil, atau pintu kedua.
Adegan keempat, korban laki laki dimasukkan ke bagian belakang mobil atau pintu belakang mobil oleh tersangka 1 dan 3, bersama saksi.
Sedangkan adegan kelima, tersangka pergi dan membawa kabur kedua korban.
4. Dilanjutkan di Jembatan Serayu
Penyidik menggelar rekonstruksi kasus Nagreg atau kecelakaan di Nagreg, Bandung, Jawa Barat yang merenggung nyawa Handi Saputra dan Salsabila.
Para penabrak Handi dan Salsabila itu akan mengikuti rekonstruksi hari ini, Senin (3/1/2022).
Rekonstruksi dipimpin oleh penyidik TNI AD, penyidik Mabes TNI, dan Oditur Militer Mabes TNI.
Rencananya, rekonstruksi ini akan digelar di dua lokasi yang berbeda.
Lokasi pertama yakni di Nagreg, Bandung, Jawa Barat, lokasi di mana Handi dan Salsabila ditabrak oleh ketiga tersangka.
Sementara itu, lokasi kedua berada di Jembatan Sungai Serayu, Jawa Tengah, tempat di mana ketiga tersangka membuah jenazah Handi dan Salsabila.
Jarak antara Tempat Kejadian Perkara di Nagreg dengan Jembatan Sungai Serayu sekitar 6 jam perjalanan darat.
Menurut Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, jika rekonstruksi di Nagreg hari ini berlangsung lama, maka rekonstruksi di Jembatan Sungai Serayu akan dilakukan besok, Selasa (4/1/2022).
"Kalau rencana hari Senin rekonstruksi di Nagreg-nya agak lama, untuk rekonstruksi di jembatan Sungai Serayu dilakukan hari Selasa," kata Andika dilansir Kompas.com, Senin (3/1/2022).
Lebih lanjut Andika mengatakan bahwa pemberkasan kasus ini akan segera selesai.
5. Tampang Kolonel P
Kolonel Priyanto disebut-sebut jadi otak jenazah Salsa dan Handi dibuang di Sungai Serayu.
Saat rekontruksi, dia tampak mengenakan kalung bertuliskan tersangka 1.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyebut anak buahnya itu jadi otak pelaku buang jasad Salsa dan Handi ke Sungai Serayu.
"Kami akhirnya bisa mengkonfrontir, tiga-tiganya bahkan dalam satu pemeriksaan. Dan memang yang menjadi inisiator dan sekaligus pemberi perintah untuk tindakan yang masuk dalam beberapa pasal termasuk pembunuhan berencana ini adalah kolonel P," kata Jenderal Andika Perkasa, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin (1/1/2022).
Penampakannya sudah berbeda dengan penampakan saat hari kejadian, yang mana dia tertangkap kamera warga sedang mengangkat korban.
Pada rekontruksi itu, rambutnya sudah tidak cepak dan tampak sudah botak. Ironisnya lagi, dia dalam kondisi tangan diborgol. Saat berjalan pun, tangannya diapit dua polisi militer.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, menerangkan, jika rekonstruksi di Nagreg hari ini berlangsung lama, maka rekonstruksi di Jembatan Sungai Serayu akan dilakukan besok, Selasa (4/1/2022).
"Kalau rencana hari Senin rekonstruksi di Nagreg-nya agak lama, untuk rekonstruksi di jembatan Sungai Serayu dilakukan hari Selasa," kata Andika dilansir Kompas.com, Senin (3/1/2022).
Lebih lanjut Andika mengatakan bahwa pemberkasan kasus ini akan segera selesai. Pasalnya pihak penyidik akan segera melimpahkan pemberkasan kepada Oditur Militer pada Kamis (6/1/2022).
"Kita semua sudah merencanakan pemberkasan dari penyidik sudah akan selesai, hari Kamis (6/1/2022) untuk dlimpahkan ke Oditur," imbuhnya.
Kronologi Singkat
Kasus kecelakaan tabrak lari itu terjadi pada 8 Desember melibatkan tiga oknum anggota TNI AD, satu kolonel dan dua kopral dua.
Saat kecelakaan, ketiga pelaku membawa dua sejoli tersebut. Namun, alih-alih membawa ke rumah sakit, ketiganya malah membuang Salsa dan Handi ke Sungai Serayu, Jawa Tengah.
Warga di Banyumas dan Cilacap menemukan Handi dan Salsabila dalam kondisi sudah meninggal kemudian dikuburkan.
Orangtua dua sejoli yang mencari, mendapat informasi dari polisi soal temuan mayat tersebut dan mencocokan ciri.
Pantauan Tribun Jabar di lokasi rekontruksi, tiga tersangka dihadirkan dalam rekontruksi yang digelar Puspom TNI tersebut.
Warga di sekitar menyaksikan proses rekontruksi yang berlangsung sekira 10 menit itu. Ketiganya mengenakan pakaian tahanan berwarna kuning.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul FAKTA-FAKTA Baru dari Rekonstruksi Tabrak Lari di Nagreg, Cacian Warga hingga Adegan Salsa Ditarik,