Suryati Nangis Lihat Adegan Kolonel Priyanto Bawa Jasad Salsabila dari Kolong Mobil ke Pinggir Jalan

Dari awal rekonstruksi hingga akhir, Suryati tak berhenti menangis, kerabat pun berusaha mendampingi dan menenangkannya.

Editor: Bambang Wiyono
kolase TribunJabar
Ibunda korban Salsabila, Suryati terus menitikkan air mata saat melihat adegan demi adegan Kolonel Priyanto dalam rekonstruksi tabrak lari di Nagreg, Senin (3/1/2022). 

TRIBUN-BALI.COM, BANDUNG - Rekonstruksi kejadian tabrak lari dan pembuangan jasad sejoli di Nagreg, membuat keluarga korban menitikkan air mata.

Apalagi saat mereka melihat tiga pelaku,  anggota TNI AD yakni Kolonel Priyanto, Kopda Andreas Dwi Atmoko, dan Koptu A Sholeh mengangkut jasad Handi Saputra dan Salsabila seusai ditabrak.  

Ibunda Salsabila (14) yakni Suryati (41), tak bisa berhenti menitikkan air mata.

Saat berlangsungnya rekonstruksi, Suryati berada di samping kanan jalan di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, yang merupakan Tempat Kejadian Perkara (TKP) tabrak lari.

Dari awal rekonstruksi hingga akhir, Suryati tak berhenti menangis, kerabat pun berusaha mendampingi dan menenangkannya.

Ibunda korban pun mengaku geram melihat tampang dan aksi keji ketiga oknum TNI AD tersebut.

Seperti diketahui, Handi dan Salsabila mengalami kecelakaan di Nagreg, Rabu (8/12/2021).

Jenazah keduanya kemudian baru ditemukan dalam kondisi tewas di aliran Sungai Serayu, Desa Banjarparakan, Kecamatan Rawolo, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (11/12/2021).

Usai tabrakan, Kolonel Priyanto, Kopda Andreas Dwi Atmoko, dan Koptu A Sholeh mengangkut jasad Handi dan Salsabila alih-alih dibawa ke rumah sakit. Mereka membuang jasad sepasang kekasih itu ke Sungai Serayu yang jaraknya 200 Km dari lokasi kejadian di Nagreg.  

Senin (3/1/2021), rekonstruksi kasus Handi dan Salsabila dilakukan di dua lokasi berbeda.

Lokasi pertama yakni di Nagreg, Bandung, tempat di mana Handi dan Salsabila ditabrak ketiga tersangka.

Lokasi kedua yakni jembatan Sungai Serayu, Jawa Tengah, tempat di mana ketiga tersangka membuang jenazah Handi dan Salsabila.

Dilansir dari laman Youtube Kompas TV, reka adegan tersebut, berlangsung cepat, sekitar 10 menit.

Dalam rekostruksi, terdapat 5 adegan yang dilakukan oleh ketiga tersangka.

Adegan pertama, korban Salsa berada di kolong mobil hitam yang menabraknya, sedangkan korban Handi berada di samping mobil dan dua pelaku turun dari mobil.

Lalu dalam adegan kedua, dua pelaku dan satu saksi, mengevakuasi korban pertama ke pinggir jalan.

Adegan ketiga, korban Salsabila ditarik dari kolong mobil dibawa ke pinggir jalan, disimpan di dekat korban Handi.

Lalu tersangka 1 dan 2 membawa korban Salsabila ke mobil dimasukkan ke jok tengah mobil, atau pintu kedua.

Adegan keempat, korban laki laki (Handi) dimasukkan ke bagian belakang mobil atau pintu belakang mobil oleh tersangka 1 dan 3, bersama saksi.

Sedangkan adegan kelima, tersangka pergi dan membawa kabur kedua korban.

Tangisan Ibunda Korban

Selama melihat reka adegan demi adegan, ibunda Salsabila tak berhenti menangis.

Suryati mengaku, setelah ketiga tersangka ditangkap dan dilakukan rekonstruksi, dirinya merasa lega.

"Setelah melihat rekonstruksi, ya merasa lega saja," kata Suryati, saat ditemui seusai rekonstruksi, dikutip dari TribunJabar.

Suryati mengatakan, setelah melihat rekonstruksi, terdapat rasa kesal tapi ada rasa kasihan juga kepada tersangka.

"Ya ada kasihan juga udah gitu mah, melihat mukanya juga," kata Suryati, yang terlihat masih berkaca-kaca.

Suryati berharap, tersangka bisa dihukum dengan setimpal dengan apa yang telah ia perbuat.

"Harapannya, ya bisa dihukum sesuai dengan undang-undang, dan pasal yang ada, saya serahkan saja kepada yang berwenang," ucapnya.

Sementara itu, ayah Salsabila (14), Jajang (47), mengaku perasaannya tak jelas.

Hal tersebut diungkapkan Jajang, setelah digelarnya rekonstruksi dengan diperagakan langsung oleh ketiga tersangka di TKP di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Senin (3/1/2022).

"Pas rekonstruksi, saya mah, teu puguh rarasaan teu puguh cicing (gak karuan perasaannya dan tak bisa diam)," ujar Jajang, setelah menyaksikan langsung rekonstruksi.

Kolonel Priyanto Dalang Buang Jasad Handi dan Salsabila

Dalam pemeriksaan yang dilakukan penyidik militer diketahui bahwa Kolonel Priyanto, seorang perwira menengah TNI AD menjadi otak di balik pembunuhan terhadap Handi dan Salsabila.

Hal itu diketahui setelah tim penyidik melakukan konfrontasi pemeriksaan secara bersama-sama terhadap ketiga tersangka.

"Yang menjadi inisiator dan sekaligus pemberi perintah untuk tindakan yang masuk dalam beberapa pasal tadi termasuk pembunuhan berencana ini adalah Kolonel P," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Andika menambahkan, ketiga tersangka saat ini telah menjalani penahanan di instalasi tahanan militer di Markas Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya, Jakarta.

Rumah tahanan militer yang ditempati ketiganya merupakan tahanan militer tercanggih di Tanah Air.

"Tiga tersangka ini sudah dipindahkan ke satu instalasi tahanan militer yaitu di tahanan militer di Pomdam Jaya, itu smart tahanan militer tapi di ruangan yang berbeda," imbuh Andika.

Tuntut Keadilan

Sementara itu, ayah Handi Saputra, Etes Hidayatullah mempercayakan seluruh proses hukum kasus ini kepada tim penyidik.

Selain itu, Etes menginginkan para tersangka bisa dihukum dengan seadil-adilnya.

"Ingin pelaku ini dihukum dengan seadil-adilnya," kata Etes, dikutip dari Tribunnews.com.

Etes juga berharap hukuman yang diberikan kepada pelaku bisa sesuai harapan keluarga.

"Saya percaya kepada bapak-bapak penyidik mungkin hukumannya sesuai dengan harapan keluarga," ungkapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Lihat Adegan Kolonel P Bawa Jasad Handi dan Salsabila Usai Tabrak Lari, Ibu Korban Menangis,

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved