Berita Jembrana
Maggot Jadi Solusi untuk Peternakan Ayam di Jembrana
Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana pun sedang melakukan penjajakan untuk penggunaan maggot.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kendala dalam peternakan ayam baik petelur atau potong di Jembrana ialah bau menyengat dan juga keberadaan lalat.
Atas hal ini, Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana pun sedang melakukan penjajakan untuk penggunaan maggot.
Hal ini diketahui, seusai pihak Dinas LH berkunjung ke salah satu peternak yang efektif menghilangkan bau dan lalat di Desa Kaliakah, Kabupaten Jembrana, Rabu 5 Januari 2021.
Kepala Dinas LH Kabupaten Jembrana, Dewa Gede Ari Candra Wisnawa mengatakan, pihaknya masih berupaya mencari solusi keluhan dari masyarakat karena lalat dan bau menyengat yang di tenggarai berasal dari peternakan ayam.
Kebetulan salah satu peternak sudah mecoba menggunakan maggot pada peternakan ayamnya.
Baca juga: Promo Alfamart Besok Kamis 6 Januari 2022, Pantene Rp 16.900 Pepsodent Rp 10.000
Baca juga: Resep Camilan Kue Pisang Ayam, Wajib Dicoba Jadi Teman Santai Sore Ini
Baca juga: Waspada Jika Sering Pusing, Bisa Jadi Gejala Penggumpalan Darah
Sehingga pihaknya mencoba menawarkan kepada peternak untuk mencoba menggunakan maggot dlam mengatasi lalat.
“Kami sedang penjajakan dan mencoba menawarkan untuk penggunaan maggot itu sendiri,” ucapnya.
Peternak ayam petelur yang menggunakan amggot, Hasib Sucipto mengaku, bahwa penggunaan maggot sendiri menjadi solusi dan efektif untuk menghilangkan bau dan menghindari serbuan lalat.
Apalagi di musim penghujan seperti saat ini. Dirinya sudah memulai dari sejak masa awal pandemi.
Dan hingga saat ini berjalan cukup efektif.
“Maggot terbukti efektif. Karena saya juga pengusaha warung makan. Jadi tidak mungkin warung makan, akan didatangi pelanggan ketika ada bau dan lalat,” ungkapnya.
Menurut dia, maggot sendiri dibudidayakan dengan menaruh pada bawah kandang ayam.
Kemudian, ayam-ayam akan membuang fesesnya ke maggot itu sendiri.
Sehingga, maggot akan memakan kotoran dari ayam tersebut.
Setelah itu, maggot juga akan menjadi santapan atau pakan utama dari ayam.
Baca juga: Peraih Suara Tertinggi Dapil Blahbatuh-Tampaksiring Buka Suara Soal Pecah Dapil
Baca juga: Tanda-tanda Anak Memiliki Kecerdasan di Atas Rata-rata, Salah Satunya Memiliki Selera Humor
Baca juga: Ramalan Zodiak Karier Besok Kamis 6 Januari 2022, Gemini Cari Tempat Sendiri Untuk Bekerja
Pendek kata, siklus kerjanya berputar seperti itu, dan sangat efektif untuk membuat peternak aman dari keluhan masyarakat sekitar.
“Dan saya juga sangat mengirit pakan. Karena maggot modal awal saja dari lalat BSF. Jadi cuma buat kandang lalat BSF, setelah menjadi larva kemudian di taruh di bawah kandang. Sudah itu nanti larva akan memakan kotoran ayam itu dan nantinya jadi makanan ayam kembali. Saya sudah sangat jarang bahkan tidak lagi menggunakan dedak,” bebernya. (ang).