Music Zone
'Dinasti Matahari' Persembahan Navicula untuk Para Pewaris Nusantara
Dirilisnya single "Dinasti Matahari" sebagai penanda perjalanan Navicula memasuki usia 25 tahun dalam mengarungi industri musik tanah air.
Penulis: Putu Candra | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Navicula sukses menggelar rangkaian tur bertajuk "Home Sweet Home" sekaligus menjadi perayaan rilis single terbaru "Dinasti Matahari" di delapan tempat di Bali rentang bulan Desember tahun 2021.
Membuka tahun 2022, unit green grunge gentlemen ini melepas video musik single terbarunya itu di kanal YouTube.
Dirilisnya single "Dinasti Matahari" sebagai penanda perjalanan Navicula memasuki usia 25 tahun dalam mengarungi industri musik tanah air.
Pula, single tersebut adalah persembahan Navicula untuk para pewaris Nusantara.
"Dinasti Matahari" berkisah soal pemaknaan rasa kebangsaan nilai adi luhung yang dimiliki Indonesia. Dimaknai untuk memulihkan kembali etik dan filosofi yang ada di nusantara, di mana budaya kita dilahirkan dari budaya tropis juga agrikultur.
Baca juga: Terbentuk Awal Tahun 2022, Band Bali EXCIRA Segera Rilis Single Gaslighter
Baca juga: Mengawali Tahun 2022, Leeyonk Sinatra Rilis Single Ikhlas
"Single ini sekaligus mengenalkan kembali identitas masyarakat di tanah air sebagai bagian dari suku nusantara yang sudah sejak lama mewarisi cara hidup bersikap pada alam dengan mengambil, memanfaatkan secukupnya, bersyukur dari apa yang sudah tersedia dan menjaga agar tetap dapat memenuhi kebutuhan desain kehidupan dimasa yang akan datang," terang vokalis juga gitaris Navicula, Gede Robi.
Berbicara video musik "Dinasti Matahari", merupakan representasi kekayaan Indonesia, baik dari suku, alam dan kekayaan lainnya yang mungkin tidak dimiliki bangsa lainnya.
"Selain itu yang membedakan "Dinasti Matahari" dengan video musik yang lain, terletak pada lirik dan notasinya. Sudah 25 ribu viewers, dan komentarnya pun positif. Mereka bangga dengan representasi video musik "Dinasti Matahari". Dimana memperkenalkan suku Sumba, Kalimantan, Minahasa, Jawa, Bali, dan sebagainya," kata Dadang Pranoto selaku gitaris Navicula mengatakan,
Secara visual, video musik "Dinasti Matahari" mengangkat karakter beberapa suku dan budaya nusantara.
Selain suku Sumba, ada pula Hudoq dari Kalimantan Timur, Hudoq yang merupakan tarian dengan menggunakan topeng dan pakaian tertentu.
Dari Bali, mengangkat kembali tarian Sanghyang Jaran dan Barong Brutuk, selain itu ada beberapa suku dan etnis lain seperti Nias, Badui, Minahasa dan Papua.
"Benang merah dari semua yang digambarkan di Dinasti Matahari adalah ucapan syukur atas apa yang sudah tersedia di alam bagi kehidupan manusia," sambung Gede Robi.
Mereka berharap dengan dilepasnya video musik dari single "Dinasti Matahari" ini bukan hanya membawa nama Navicula, tapi juga membawa nama Indonesia dengan ragam kekayaan alam dan suku budaya yang tentunya harus dijaga kelestariannya untuk generasi pewaris.
Garapan video musik "Dinasti Matahari" Navicula bekerjasama dengan KITAPOLENG. Kolaborasi dari sejumlah produser dan director, seperti Dibal Ranuh, Sandrina Malakiano, Jasmine Okubo, dan Gede Robi.
Baca juga: Band Punk Rock Asal Bali Roots Radicals Rilis Single Sekaligus Video Musik My Life My Way
Baca juga: Roots Radicals Rilis Single Sekaligus Video Musik My Life My Way
Baca juga: Gusyuda and D’Waves Rilis Single Engsapang Rasa, Akan Hadir di 20 Platform Digital
"KITAPOLENG digagas sebagai arena dan ruang pertemuan multi seni, karya-karyanya seringkali hasil kolaborasi, kali ini video musik "Dinasti Matahari" yang digarap dengan kekuatan dari ciri khas KITAPOLENG yang banyak mengangkat tema budaya dan etnik nusantara dengan mengambil karakter suku-suku terbesar dari barat hingga timur Indonesia," ungkap Sandrina Malakiano selaku executive producer "Dinasti Matahari". CAN
Navicula
Navicula didirikan tahun 1996. Band ini sangat lekat dengan isu sosial dan lingkungan, serta konsisten mengangkat tema ini di sebagian besar karya mereka.
Formasi Navicula terkini adalah Gede Robi (vokal, gitar), Dadang Pranoto (gitar), Palel Atmoko (drum), dan Krishnanda Adipurba (bass).
Musik Navicula kuat dipengaruhi oleh genre Alternatif Rock era 90-an, yang dipopulerkan oleh band macam Nirvana, Pearl Jam, Soundgarden, dan Alice in Chains.
Secara musikalitas Navicula menggabungkan musiknya dengan warna lain seperti psikedelia, progresif, balada, funk, dan musik etnik-tradisional (world music).
Navicula sendiri pernah bergabung dengan major label Sony/BMG tahun 2004 dan sempat merilis satu album bersama label ini.
Namun, tahun 2006, Navicula kembali menyuarakan karya-karya mereka di jalur independen.
Navicula percaya bahwa seni dapat memberi inspirasi dan pengaruh kepada publik yang lebih luas, terutama bagi anak-anak muda, sebagai agen perubahan di masa kini dan masa depan.
Baca juga: Jangar Rilis Dua Single Sekaligus Kali dan Samsara
Baca juga: Potret Keresahan Antibodi di Single Punk Rock Toxic Salad
Dimanapun berada, baik skala lokal maupun global, Navicula senantiasa menanamkan benih-benih perubahan dan mendukung isu kesejahteraan sosial dan pelestarian lingkungan.
Melalui musik mereka, Navicula sadar dan bertanggungjawab, bahwa peran mereka sebagai seniman adalah tak cuma membuat hidangan yang lezat, namun juga bernutrisi.
Hingga saat ini Navicula telah merilis sembilan album penuh, satu mini album, lusinan proyek album kompilasi, beberapa video musik dan dokumenter, dan sejumlah kolaborasi dengan artis, organisasi, serta jaringan kerja lokal dan internasional. CAN
Navicula
Didirikan tahun 1996
Personel
Gede Robi (vokal, gitar)
Dadang Pranoto (gitar)
Palel Atmoko (drum)
Krishnanda Adipurba (bass)
Instagram: @naviculamusic
Email: hello@navicula.com
YouTube: Navicula Music