Berita Bali
Ketua IHGMA Bali Juga Kecewa, Terkait Pindahnya Beberapa Event Finance Track G20 ke Jakarta
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Bali, Yoga Iswara di Denpasar mengaku kecewa
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Bali, Yoga Iswara di Denpasar mengaku kecewa atas dipindahkannya beberapa event keuangan G20 ke Jakarta.
"Perpindahan dua rangkaian pertemuan G20 yaitu 2nd FCBD dan 1st FMCBG dari Bali ke Jakarta memperdalam luka masyarakat Bali yang sedang berfokus pada pemulihan ekonomi," jelasnya, Jumat 21 Januari 2022.
Dia mengatakan, Bali sedang terpuruk dan berharap banyak event G20 dapat membantu pemulihan, tapi seperti petir di siang bolong ada kabar bahwa dua kegiatan G20 dibatalkan dilaksanakan di Bali.
Ia juga menyampaikan Bali yang merasakan dampak berupa tekanan yang sangat luar biasa akibat pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir ini.
Baca juga: Ketua IHGMA Bali Sampaikan Kekecewaannya Perihal Pindahnya Event Finance Track G20 ke Jakarta
Badai pandemi Covid-19 tentu juga dirasakan oleh warga dunia dan saudara-saudara kita di Nusantara ini, namun perahu kami berbeda. Bali sangat tergantung pada sektor kepariwisataan.
"Pandemi, telah merontokkan industri kepariwisataan. Pengaruhnya pada pertumbuhan ekonomi Bali berkontraksi (-) 9,31 persen pada 2020 dan kemudian berkontraksi (-) 9,85 persen pada 2021 kuarter pertama," tambahnya.
Menurutnya, Bali bisa menahan perih rendahnya perekonomian yang berada di urutan ke-34 secara nasional, namun kondisi yang lebih memprihatinkan ketika sense of emphathy, sense of urgency dan sense of crisis untuk pemulihan Bali tidak dirasakan serius dari pemangku kebijakan, sehingga berita pemindahan event event yang seyogyanya diadakan di Bali kemudian dipindahkan ke luar Bali.
"Seperti luka dalam yang menganga lebar diberikan tetesan jeruk nipis, dan sayangnya hanya kami di Bali yang bisa merasakan hal ini," tandasnya.
Yoga Iswara menambahkan, mirisnya kondisi Bali dari 14 Oktober 2021 terkait open border karena Bali telah dibuka untuk wisatawan international, namun terkesan pintunya masih digembok oleh beberapa kebijakan yang menghambat datangnya wisatawan, seperti kebijakan visa, kebijakan penerbangan, kebijakan asuransi, kebijakan karantina dan kebijakan negara yang bisa masuk ke Bali.
Menurut Yoga Iswara, nasib yang berbeda dialami oleh orang-orang di Jakarta yang sejak awal pandemi hingga sekarang mendapatkan kesempatan untuk tetap hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan mengelola aspek ekonomi dan aspek kesehatan dengan baik dan seimbang serta menerapkan risiko manajemen yang aman dan terukur, karena semua pesawat mendarat di Jakarta yang menyebabkan hotel-hotel karantina di Jakarta selalu penuh dengan harga fantastis.
Alasan dipindahkan event 2nd FCBD dan 1st FMCBG menurut surat dari panitia pelaksanaan yaitu memperhatikan perkembangan Covid-19 di tingkat Global dan Nasional, terkait varian Omicron, namun sayangnya alasan tersebut tidak masuk logika, karena dipindahkan event tersebut dari Bali ke Jakarta yang saat ini berdasarkan data per 10 Januari Jakarta memiliki kasus Omicron tertinggi secara nasional.
Seyogyanya setiap event, baik virtual dan hybrid tetap didorong untuk dilaksanakan di Bali yang sudah berhasil menerapkan adaptasi new normal, seperti program vaksinasi yang sudah lebih 95 persen untuk dosis ke-2, sertifikasi CHSE sudah mencapai 2.357 industri.
Sementara itu kedisiplinan masyarakat Bali terkait prokes tertinggi secara nasional, dan penanganan Covid-19 di Bali terkendali, sehingga Bali pantas memiliki kesempatan untuk bernapas, untuk bangkit dan tumbuh, minimal menjaga aspek psikis masyarakat Bali yang sedang bleeding (berdarah-darah).
"Apakah tidak sebaiknya kebijakan penerbangan dan kebijakan karantina diflexibilitaskan segera untuk Bali. Sehingga para delegasi dapat mendarat dan karantina langsung di Bali dan sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melakukan recovery untuk Bali," katanya.
Sementara itu, berbagai pertemuan internasional bakal digelar di Bali sepanjang tahun 2022 ini.
Selain Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Pulau Dewata juga bakal menjadi tuan rumah Inter-Parliament Union (IPU) ke-144.
Rencananya, pertemuan organisasi parlemen seluruh dunia itu akan digelar di Nusa Dua, 20-24 Maret 2022.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana alias PSR menegaskan, Bali secara teknis telah siap untuk menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.
Ia mengatakan, penyelenggaraan sidang organisasi parlemen sedunia tersebut merupakan momentum awal untuk pemulihan ekonomi pariwisata di Bali.
"Momentum IPU ini adalah momentum yang baik untuk akhirnya pariwisata bisa kembali perlahan membaik di masyarakat akan mendapatkan manfaat seluas-luasnya dari peningkatan ekonomi pariwisata ini," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima, Jumat 21 Januari 2022.
PSR mengatakan, secara umum kesiapan Bali itu terlihat dari semakin terkendalinya angka penyebaran Covid-19, tingginya angka vaksinasi pertama dan kedua, dan penerapan CHSE di berbagai lokasi.
"Bali memang hampir sebagian besar seluruhnya sangat bergantung kepada sektor pariwisata. Saya setiap saat berkomunikasi dengan masyarakat dan mereka menyampaikan bahwa kita ingin sampaikan kepada dunia bahwa Bali sudah aman dan Covid terkendali, vaksinasinya sudah lengkap dua. Bahkan ada (vaksin) booster yang lainnya juga bahwa destinasi ini menerapkan juga CHSE standard, yang memang sudah tinggi untuk menerima wisatawan mancanegara," katanya.
Politikus yang juga Wasekjen DPP Demokrat ini juga menambahkan, pelaku pariwisata dan masyarakat di Bali saat ini yakin bahwa Bali sangat siap untuk menerima event internasional ini.
Sebab, Bali telah menerapkan konsep penanganan protokol kesehatan yang baik, sehingga diharapkan dapat dibuka untuk wisatawan mancanegara.
Sehingga pihaknya berharap nantinya kebijakan pemerintah dapat berpihak pada pariwisata, khususnya di Bali.
"Yang terpenting adalah kesempatan (dan) momentum yang baik kembali mempromosikan Bali, mempromosikan pariwisata Indonesia kepada masyarakat dunia. Dan ini momen 2022 menjadi momen yang baik, Bali sangat siap, destinasi ini siap dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Tinggal kebijakan pemerintah pusat yang mau berpihak kepada pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali," tutup PSR.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar mengatakan, dalam kegiatan IPU Assembly ke-144 tersebut akan mengikuti apa yang menjadi kebijakan pemerintah terkait dengan penanganan pandemi.
Baca juga: Pembatalan Ini Mengecewakan, G20 Finance Track Pindah dari Bali ke Jakarta
"Dari hasil konsultasi kami dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Satgas Covid Nasional maupun dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Bali, tentu kegiatan ini mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujar Indra.
Selain itu, event bertemunya Parlemen dari seluruh dunia ini nantinya rencananya akan dibuat dengan konsep bubble, sehingga tamu-tamu dari mancanegara nantinya tetap dapat menikmati Bali pada kawasan tertentu, baik dari sisi kearifan lokal, maupun UMKM yang ada di Bali.
"Kami memanfaatkan momentum ini untuk juga para tamu ini tentunya dengan konsep bubble kami akan membuat event untuk menyentuh kegiatan UMKM-UMKM yang ada di Bali. Akan kami buatkan nanti event kontingen konsep bubble mereka bisa melakukan belanja-belanja di masyarakat di UMKM," katanya. (sar/gil)
Kumpulan Artikel Bali