Berita Bali

Memaknai Banyupinaruh di Bali, Tak Hanya Melukat, Tapi Juga Belajar dan Mengendalikan Diri

Kenak mengatakan, Banyupinaruh berasal dari kata Banyu yang bermakna air dan Pinaruh bermakna pengetahuan.

Tribun Bali/Putu Supartika
Pantai Segara Sanur Denpasar, Bali, dipadati pengunjung saat Banyupinaruh. Memaknai Banyupinaruh di Bali, Tak Hanya Melukat, Tapi Juga Belajar dan Mengendalikan Diri 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Perayaan Banyupinaruh selalu identik dengan melukat.

Tak heran, saat Banyupinaruh, sumber mata air akan selalu ramai oleh umat yang melukat.

Meski demikian, Banyupinaruh tak hanya sekadar melukat, namun juga dimaknai dengan belajar ilmu pengetahuan dan mengendalikan diri.

Hal itu diungkapkan Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak saat dihubungi Sabtu 6 September 2025.

Baca juga: 1.338 Siswa SMAN 4 Denpasar Bali Ikuti Persembahyangan Saraswati, Penghormatan Turunnya Pengetahuan

Kenak mengatakan, Banyupinaruh berasal dari kata Banyu yang bermakna air dan Pinaruh bermakna pengetahuan.

"Jadi bagaimana kegelapan pikiran, kekotoran pikiran dibersihkan dengan ilmu pengetahuan," paparnya.

Kenak juga menjelaskan, jika saat Banyupinaruh merupakan wuku pertama dari 30 siklus wuku yang berganti setiap minggu.

Dan ini juga berkaitan erat dengan Saraswati yang digelar sehari sebelumnya.

Saraswati dirayakan pada hari terakhir wuku Watugunung yang merupakan siklus terakhir dalam wuku.

"Watugunung di Bali dimaknai sebagai turunnya Weda atau turunnya ilmu pengetahuan. Saras atinya layaknya air mengalir. Sehingga Saraswati dan Banyupinaruh saling terkait," paparnya.

Sehingga saat Banyupinaruh bisa dimaknai bahwa pengendalian diri bisa dilakukan melalui ilmu pengetahuan.

Ia pun menyebut jika melukat saat Banyupinaruh adalah hal yang bagus.

Namun hal ini tak akan maksimal tanpa dibarengi dengan belajar dan pengendalian diri.

"Apalagi kewajiban manusia adalah belajar. Long life education. Tiada henti belajar baik secara formal maupun informal," paparnya.

Sementara itu, saat Banyupinaruh, di Denpasar ada beberapa titik yang biasanya dituju oleh umat Hindu.

Seperti di Pura Campuhan Windhu Segara Padanggalak, pantai Sanur, hingga pantai Mertasari.

Bahkan di sepanjang pantai yang ada di wilayah Sanur biasanya akan dipadati oleh warga yang akan melukat saat Banyupinaruh di pagi maupun sore hari.

Selain itu, ada juga yang melukat di griya dan pura yang memiliki sumber air. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved