Berita Klungkung

Sunyi Selama Pandemi, Museum Semarajaya Klungkung Kembali Dikunjungi Jadi Lokasi Edukasi

Anak-anak itu tampak tertarik saat melihat duplikat mahkota raja Klungkung, sampai dengan melihat keris-keris peninggalan puri di Klungkung.

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/Eka Mita
Anak-anak TK saat berkunjung ke Museum Semarajaya, Klungkung, Selasa (25/1). 

TRIBUNBALI.COM, SEMARAPURA - Suara sorak sorai anak-anak terdengar riuh di areal Museum Semarajaya, Klungkung, Selasa (25/1).

Suasana keceriaan itu sudah lama tidak terasa di Museum Semarajaya yang sunyi selama pandemi.

Belasan anak-anak dari TK Lila Kumala Sari Desa Tangkup itu bergegas masuk ke Museum Semarajaya.

Mareka didampingi oleh orang tua dan para guru, belajar banyak tentang sejarah Klungkung.

Anak-anak itu tampak tertarik saat melihat duplikat mahkota raja Klungkung, sampai dengan melihat keris-keris peninggalan puri di Klungkung.

Baca juga: Menparekraf Rencanakan Sejumlah Side Event G20 Diadakan di Museum Pasifika Badung

Baca juga: Dubes Rumania Kunjungi Museum Rudana, PSR Sebut Tertarik Kerjasama di Berbagai Sektor dengan Bali

Baca juga: Dandim 1611/Badung: Hutan Mangrove ke Depan Akan Bangun Museum dan Tempat Persemaian Mangrove

"Itu lukisan perang ya?," tanya seorang anak kepada salah seorang petugas museum.

Petugas museum pun menjawab pertanyaan anak tersebut, dengan menceritakan lukisan perang puputan antara pasukan Klungkung dan kolonial Belanda dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak.

Raut wajah anak-anak yang antusias, membuat pihak museum menjadi semangat untuk kembali menggenjot kunjungan siswa ke museum sebagai tempat eduksi.

"Sebenarnya fungsi museum yang seperti ini yang kami inginkan. Jadi media edukasi buat anak-anak sekolah," Kepala UPT Museum Semarajaya Cokorda Gde Naladukmaja.

Ia mengatakan, sudah lama Museum Semarajaya tidak dikunjungi oleh rombongan siswa atau wisatawan.

Tahun 2020 Museum Semarajaya tutup total karena pandemi, sehingga sama sekali tidak ada kunjungan.

Tahun 2021, Museum Semarajaya kembali dibuka. Hanya saja kunjungannya bisa dihitung dengan jari.

"Tahun 2021 ada kunjungan wisatawan lokal, tapi masih sedikit. Kalau Wisman, ada sedikit itupun biasanya yang tidak bisa kembali ke negaranya," jelasnya.

Padahal sebelum pandemi, justru wisatawan asal negara-negara di eropa yang paling ramai mengunjungi Museum Semarajaya.

"Oleh karena itu dalam kondisi seperti ini, juga ingin kembali fungsikan museum sebagai tempat edukasi untuk siswa," ungkap Naladukmaja.

Berbagai program pun mulai digarap tahun ini, mulai dari menerima kunjungan dari pihak sekolah.

Sampai dengan gelaran bulan bahasa yang rencananya akan diadakan di Museum Semarajaya pada awal bulan Februari mendatang.

"Kami kedepan Dinas Pendidikan di Klungkung, agar kedepan keberadaan Museum Semarajaya dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai tempat edukasi bagi siswa di Klungkung," harapnya.

Baca juga: Tak Semua Lontar Boleh Dikonversi Digital, Museum di Dukuh Penaban Karangasem Mulai Ramai Kunjungan

Baca juga: Kenang Vanessa Angel, Doddy Sudrajat Perlihatkan Museum Mungil, Jaket dan Gitar Turut Dipajang

Baca juga: Fraksi Gerindra Soroti Proyek Pusat Kebudayaan Bali, Harap Pengelolaannya Tak Seperti Museum Subak

Sementara Kepala Sekolah TK Lila Kumala Sari Desa Tangkup Ni Wayan Padmi menjelaskan, dirinya sengaja mengajak anak-anak didiknya ke museum, untuk mengajari siswa sejak dini mengenal fungsi museum dan belajar tentang sejarah serta budaya di Klungkung.

"Jadi anak-anak sejak dini bisa mengetahui keberadaan, fungsi dan apa saja yang harus diperhatikan saat berada di museum. Serta apa saja yang bisa dipelajari di musuem. Mereka juga mendapatkan pengalaman untuk belajar sejarah, melihat langsung benda-benda sejarah yang ada di museum," jelas Padmi. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved