Berita Klungkung
KISAH INSPIRATIF Mangku Muriati, Rangkum Fenomena Pandemi Covid-19 Lewat Seni Lukis Wayang Kamasan
Justru ini menjadi inspirasinya dalam menggarap dua karya lukisan Wayang Kamasan, yang menggambarkan rangkuman fenomena pandemi Covid-19
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Namun jika lebih jeli, lukisan itu benar-benar menceritakan fenomena Covid-19.
Pada lukisan berukuran 120 cm, tergambar warga melaksanakan protokol kesehatan, anak-anak yang belajar daring, warga rapid test, olah raga untuk tingkatkan imum tubuh, hingga wisatawan yang ramai kembali ke negara asalnya karena pandemi.
Sementara pada lukisan berukuran 80 cm, tergambar bagaimana prosesi perawatan pasien, sampai dengan penanganan jenazah yang meninggal karena Covid-19.
Demikian halnya upacara di Pura Dalem, serta upacara pengabenan yang dilakukan pembatasan akibat pandemi Covid-19. Serta gambar jenazah Covid-19, yang tidak bisa dihantar oleh keluarga.
"Penampilan lukisan ini, secara bentuk anatomi masih tetap gaya Kamasan, hanya konsepnya dan atributnya yang beda. Pada lukisan Covid-19, atributnya sederhana mengambil konsep wayang panji atau tantri, namun ada pengembangan bagaimana model pesawat, mobil, wajah dokter, orang yang pakai masker dan sebagainya," jelasnya.
Menurutnya, dua lukisan itu sudah sempat saya pamerkan di Ubud.
Lukisan itu merupakan rangkuman yang menggambarkan situasi pandemi Covid-19.
Lukisan itu juga membuatnya banyak permintaan undangan ataupun narasumber dalam pameran virtual.
" Walaupun saat musim pandemi sepi, tapi ada orang yang mau memamerkan hasil karya saya, disana saya merasa ada kepuasan batin. Merasa bangga jika seniman itu dihargai dan dihormati. Karya lukisan ini sekaligus dapat menjadi catatan sejarah, untuk di masa mendatang," jelasnya.
Baca juga: Klungkung Dapat Bantuan 50 Tenaga Vaksinator, Ditugaskan di Desa Gelgel dan Kamasan
Mangku Muriati lalu menceritakan bagaimana dirinya bisa memilih jalan hidup sebagai pelukis Wayang Klasik Kamasan.
Seni lukis Wayang Kamasan bukanlah hal yang asing bagi Mangku Muriati.
Ia merupakan anak ke 10 dari seniman lukisan Wayang Klasik Kamasan, Mangku Mura, sehingga Muriati tumbuh di lingkungan para seniman lukis Kamasan.
" Sejak SD saya tertarik dengan seni Lukisa Wayang Kamasan. Walaupun sebenarnya orang tua tidak menuntun saya untuk menjadi seorang melukis," ujar Mangku Muriati.
Muriati kecil pada tahun 1970an, selalu senang melihat ayahnya melukis. Bahkan dasar-dasar melukis Wayang Kamasan, seperti pohon dan binatang ia pelajari sejak SD.
" SMP saya mulai bantu bapak melukis Wayang Kamasan, sampai bisa membuat figur dan mengenal cerita-cerita wayang sebagai tema lukisan seperti Adi Parwa dan Pemuteran Mandala Giri," jelasnya.