Berita Klungkung
Trumbu Karang di Crystal Bay Rusak Diterjang Banjir Bandang, Pemulihan Bisa Puluhan Tahun
Musibah banjir bandang yang terjadi di Nusa Penida, Senin 13 Desember 2022 lalu tidak hannya merusak infrastruktur, namun juga merusak keberlangsungan
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
I Nyoman Widana menjelaskan, saat ini dirinya melihat adanya penurunan dalam upaya pelestarian trumbu karang di Nusa Penida. Terlebih pasca adanya pengalihan kewenangan KKP (Kawasan Konservasi Kelautan) Nusa Penida.
" Seperti upaya transplantasi trumbu karang, kegiatan sosialiasi terkait konservasi perairan semakin jarang. Bahkan ada beberapa lokasi yang trumbu karangnya rudak bahkan menghilang," ujar Nyoman Widana, Kamis 27 Januari 2022 lalu.
Atas hal ini, pecinta trumbu karang ini sudah melakukan upaya transplantasi trumbu karang di Desa Ped dengan panjang 5.700 meter dan lebar rata rata 65 M (37,05 Ha). Setidaknya ada sekitar 50.000 bibit trumbu karang yang dikembangkan untuk keselamatan biota laut.
" Kami juga melihat, kedepan trumbu karang ini memiliki potensi ekonomi baru, karena merupakan komoditi ekport. Inilah yang tadi kami sampaikan ke bupati," ungkap Widana.
Namun menututnya tidak bisa sembarangan untuk menjadikan trumbu karang sebagai komoditi ekport. Trumbu karang tidak boleh diambil sembarangan. Jika untuk komoditi ekpor, harus dari kegiatan budi daya, serta sudah mendapatkan izin dan pengawasan ketat dari intansi yang berwenang.
Apalagi menurutnya, trumbu karang di Nusa Penida memiliki tingkat ketahanan yang tinggi dan warna yang cerah.
" Dengan budi daya, selain melestarikan trumbu karang juga bisa jadi potensi ekonomi," terangnya.
Selain budidaya, kelompok ini juga mengusulkan untuk dibuatnya kawasan taman karang sebagai destinasi wisata bahari.
" Jadi nantinya bisa jadi kawasan pusat pembibitan karang, budidaya rumput laut serta edukasi dan penelitian," timpal I Nyoman Karyawan. (*)
Berita lainnya di Berita Klungkung