Berita Klungkung

Pemkab Klungkung Anggarkan Santunan Kematian Tahun 2022 Sebesar Rp800 Juta

Santunan Kematian Tahun 2022 Dianggarkan Rp800 JutaSantunan Kematian Tahun 2022 Dianggarkan Rp800 JutaSantunan Kematian Tahun 2022 Dianggarkan Rp800 J

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Harun Ar Rasyid
istimewa
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat menyerahkan santunan ke pihak keluarga dari warga yang meninggal di Klungkung beberapa waktu lalu. 

SEMARAPURA,TRIBUNBALI  - Program santunan kematian bagi masyarakat Klungkung, kembali dilanjutkan. Tahun 2022 ini, Disdukcapil Klungkung mengalokasikan anggaran Rp800 juta untuk diberikan kepada 800 warga yang anggota keluarganya meninggal dunia.

" Tahun ini program santunan kematian kembali berlanjut. Kami sudah dapat anggaran Rp800 juta setahun," ujar Kadisdukcapil Klungkung, I Komang Dharma Suyasa belum lama ini.

Ketentuan untuk mendapatkan santunan kematian ini sama dengan sebelumnya, yakni ahli waris akan menerima uang santunan Rp1 juta jika ada anggota keluarganya yang meninggal dunia.

“ Sama seperti tahun lalu, syaratnya menyerahkan akta kematian. Santunan hanya bisa diproses dengan pelaporan paling lambat 30 hari dari tanggal kematian,” terang Dharma Suyasa.

Pihaknya menambahkan, program santunan kematian ini diterapkan atas dasar misi sosial dan misi pelayanan. Secara sosial santunan kematian ini sebagai bentuk kepedulian Pemkab Klungkung, kepada warga yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.

" Dalam situasi krisis ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19, melihat santunan kematian ini sangat berarti, setidaknya dapat meringankan beban masyarakat," jelas Suayasa.

Sedangkan misi pelayanan, santunan kematian ini untuk mendorong kesadaran warga mengurus akte kematian.

Mengingat mengurus akte kematian sangat penting untuk keakuratan data kependudukan.

Sementara tahun 2021 lalu, program santunan kematian sempat berhenti ditengah jalan pada bulan April. Hal ini lantaran Disdukcapil kehabisan anggaran. Ketika itu program santunan kematian ini dianggarkan Rp500 juta setahun.

" Waktu tahun lalu program harus berhenti karena kehabisan anggran. Tahun ini semoga tidak ada kekurangan anggaran, sehingga program ini bisa berlanjut untuk membantu masyarakat juga," harap Suyasa. (mit)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved