Berita Denpasar
Festival Legong Keraton Lasem di Denpasar Diikuti 90 Orang, Merupakan Tari Ibu
Serangkaian menyambut HUT ke-234 tahun Kota Denpasar, Puri Agung Denpasar bersama Pemerintah Kota Denpasar menggelar Festival Legong Keraton Lasem ke
Penulis: Putu Supartika | Editor: Noviana Windri
Pinggangnya masih lentur, kalau disuruh ngagem masih bisa karena masih luwes dan masih bisa dibentuk.
Baca juga: BREAKING NEWS: Dokter Sekaligus Maestro Legong, Anak Agung Ayu Bulan Trisna Djelantik Berpulang
Baca juga: Selamat Jalan Ayu Djelantik, Maestro Tari Legong, Penari Bali Istana Presiden Bung Karno Berpulang
Baca juga: 52 Kelompok tari di Denpasar Ikuti Festival Legong Lasem, Ibu dari Tarian Bali
"Ketiga, untuk pelestarian budaya mau tidak mau pemerintah harus turun tangan karena punya komitmen pelestarian budaya apalagi kota Denpasar memiliki trademark kota berwawasan budaya. Pelestariannya harus dari anak-anak tidak bisa ujug-ujug pelestarian kalau anak-abak tidak kita persiapkan untuk melestarikan khusunya legong keraton ini," ujarnya.
Karena cenderung sulit, kebanyakan anak-anak yang mengabaikan Tari Legong, sehingga memilih tarian lain.
"Kalau tidak ada komitmen pemerintah, sekolah, sangar-sangar, orang tua, siapa yang mau belajar. Sekali tampil hampir 25 menit. Tidak ada yang mau belajar seperti ini," katanya.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, kedepannya Pemkot akan melaksanakan kegiatan lomba seni budaya setiap bulannya.
“Seperti Lomba Bapang Barong di bulan apa, Legong Keraton Lasem bulan apa dan begitu juga seni budaya lainnya," kata Arya Wibawa.
Dengan diadakan lomba maka setiap bulan akan ada atau perlombaan tentang budaya pelestarian seni dan budaya.
Hal ini patut didorong, karena ditengah menghadapi pandemi walaupun dalam keterbatasan kreativitas tidak boleh berhenti, sehingga dengan adanya lomba dapat tetap menggerakan ekonomi, selain keberadaan seni dan budaya juga terjaga dan bergerak. (*)