Berita Buleleng
Pandemi, 218 Umat Budha Buleleng Jalani Ritual Ciswak dari Rumah Masing-Masing
Ritual ciswak atau tolak bala yang diselenggarakan di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Ling Gwan Kiong, Kecamatan/Kabupaten Buleleng
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Ritual ciswak atau tolak bala yang diselenggarakan di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Ling Gwan Kiong, Kecamatan/Kabupaten Buleleng pada Selasa 15 Februari 2022 tampak berbeda pada tahun-tahun sebelumnya.
Ritual yang digelar pada Cap Go Meh, serangkaian perayaan tahun baru Imlek 2573 ini hanya dapat dilaksanakan oleh umat di rumah masing-masing.
Ketua TITD Ling Gwan Kiong, Wira Sanjaya mengatakan, tahun baru Imlek 2573 ini merupakan tahun macan air.
Berdasarkan horoskop Tionghoa, ada beberapa shio yang diramal mengalami kesialan di tahun macan air ini.
Di antaranya Shio Monyet dan Macan itu sendiri, yang berdasarkan ramalan akan mengalami chiong besar. Serta Shio Ular dan Babi yang diramal akan mengalami chiong kecil.
Baca juga: Ibu Bayi Kembar di Buleleng Bantah Tudingan Meninggalkan Anak, Tempuh Jalur Hukum Tuntut Hak Asuh
Bagi umat yang meyakini ramalan tersebut, memutuskan untuk menjalani ritual ciswak atau tolak bala.
Tercatat ada sebanyak 218 umat yang telah mendaftar ke TITD Ling Gwan Kiong, untuk menjalani ritual tersebut.
Namun mengingat saat ini kasus terkonfirmasi Covid-19 di Buleleng mengalami lonjakan, maka ritual ciswak di TITD
Ling Gwan Kiong hanya dapat dilaksanakan di rumah masing-masing.
Umat hanya dapat memberikan sedikit rambutnya, yang dimasukan ke dalam amplop berwarna merah.
Di dalam amplop tersebut juga tertera nama lengkap, tanggal lahir, dan shio masing-masing.
Baca juga: UMKM di Buleleng Diharapkan Perluas Pemasaran Digital
Melalui amplop tersebut lah, pengurus akan memohonkan kepada dewa yang berstana di TITD Ling Gwan Kiong, agar pemilik amplop dapat diberikan perlindungan tahun ini.
"Biasanya umat hadir langsung untuk sembahyang. Tapi karena saat ini dalam situasi pandemi, hanya dapat diwakili oleh rambutnya masing-masing."
"Umat cukup sembahyang di rumah masing-masing. Kacang-kacangan dan air suci sudah kami berikan, dan bisa dipergunakan di rumah masing-masing," terangnya. (*)
Berita lainnya di Berita Buleleng