Berita Bangli
Masuk Kintamani Dipungut Rp 25 Ribu untuk WNI dan WNA Rp 50 Ribu, Pemkab Bangli: Ini Amanah Perbup
Dalam keterangan juga diungkapkan untuk warga lokal dikenakan biaya sebesar Rp 25 ribu, sementara untuk warga negara asing dikenakan biaya Rp 50 ribu
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Dalam pelaksanaannya, jelas Sedana Arta, sementara e-ticketing baru dilaksanakan di satu pos saja. Namun dalam beberapa hari kedepan, pihaknya menegaskan sistem ini akan diterapkan di delapan pos tiket masuk wilayah Kintamani.
"Sistem ini diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat terhadap masalah retribusi kita di Kabupaten Bangli.
Dengan sistem ini juga diharapkan menjadi awal yang baik dalam meningkatkan citra positif pariwisata Kabupaten Bangli, serta dapat membantu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bangli," ucapnya.
Pihaknya menambahkan, salah satu strategi dalam melakukan pemasaran pariwisata Kabupaten Bangli yakni dengan membuat logo dan branding pariwisata.
Bupati asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut itu menilai branding suatu destinasi merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengembangkan identitas unik dan kepribadian yang berbeda dari semua destinasi yang ada.
Baca juga: Jenazah Nengah Tangsi Warga Tembuku Bangli Ditemukan di Tebing Sedalam 50 Meter
"Branding dalam suatu destinasi wisata sangat diperlukan untuk menghadapi persaingan di Era Modern ini," jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli I Wayan Sugiarta dalam laporannya mengatakan launching e-ticketing dan Logo Branding Pariwisata Kabupaten Bangli bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan, serta menciptakan sistem pemungutan yang transparan dan akuntabel.
"Disamping juga untuk memulihkan citra pariwisata Kabupaten Bangli di masa yang akan datang dan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap Destinasi Pariwisata Kabupaten Bangli," sebutnya.
Mengenai logo tersebut, jelasnya, terdapat kalimat 'The Origin of Bali' yang mengandung makna bahwa Kabupten Bangli yang secara geografis terletak di tengah-tengah Pulau Bali merupakan sarining (pusat) Padmabhuana secara alami dan menjadi representasi Purusha-pradhana sebagai cikal bakal kehidupan.
Gunung Batur merupakan simbol dari Purusha dan Danau Batur merupakan aspek Pradhana. Keduanya bertemu secara alami dan menghasilkan sebuah kehidupan.
Secara langsung menjadi penopang kelangsungan entitas dan menjadi pusat kekuatan Bali.
"Kabupaten Bangli secara historis merupakan asal-usul (origin) peradaban Bali, yang dibuktikan dengan berbagai temuan benda arkeologi dan prasasti peninggalan kerajaan Bali kuno. Kerajaan ini bernama Kerajaan Singamandawa yang didirikan sekitar tahun 804 Ç / 882 M, dan terletak di sekitar kaldera Batur," jelasnya.
Bangli juga memiliki keunikan budaya dengan keberadaan desa-desa Bali kuno (Bali Aga). Misalnya Desa Terunyan dan leluhur Desa Penglipuran yaitu Desa Bayung Gede.
Kabupaten Bangli, imbuh Sugiarta, juga memiliki keunikan dan keindahan bentang alam taman bumi (geopark) Batur yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai geopark pertama di Indonesia pada tahun 2012 dan merupakan salah satu geopark terindah di dunia.
"Jadi pengalaman berwisata untuk mengetahui lebih dalam tentang 'keaslian' Bali dapat dinikmati di Kabupaten Bangli. Sehingga Bangli merupakan 'The Origin of Bali'," tandasnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Bangli