Berita Klungkung

Pertanian Organik di Klungkung Terkendala Air, Juanida: Klungkung Tidak Memiliki Sumber Air Sendiri

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi agar suatu produk pertanian dapat label

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida - Pertanian Organik di Klungkung Terkendala Air 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pemkab Klungkung berupaya menggenjot pertanian ramah lingkungan.

Namun hal ini tidak mudah karena membutuhkan komitmen dari daerah tetangga yakni Bangli dan Karangasem agar produk pertanian di Klungkung dapat label organik.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, ada beberapa persyaratan yang harus terpenuhi agar suatu produk pertanian dapat label organik.

Tidak hanya sebatas bibit dan pupuk organik.

Baca juga: Air Jadi Kendala Pertanian Organik di Kabupaten Klungkung

Namun tanah dan air sebagai media tanam juga harus organik, dan tidak terpapar zat kimia sintetis.

"Jika dari bibit, pupuk, tanah, air dan pestisidanya sudah organik, tiga tahun kemudian baru produk pertanian dapat label organik," ungkap Juanida, Jumat 18 Februari 2022.

Dari semua persyaratan itu, air menjadi kendala yang membuat pertanian organik sulit dipenuhi oleh Klungkung.

Mengingat selama ini pertanian di Klungkung memanfaatkan air dari wilayah Karangasem dan Bangli.

Butuh komitmen daerah tetangga untuk menjamin air tidak tercemar zat kimia sintetis dari hulu hingga hilir.

"Lahan kami bisa upayakan organik dalam jangka waktu 2-3 tahun, benih dan pestisida kami bisa organik. Justru kendalanya air. Klungkung tidak memiliki sumber air sendiri untuk irigasi, beda halnya dengan di Tabanan," ungkap Juanida.

Meski sulit, pihaknya tetap mengupayakan Klungkung untuk mengembangkan pertanian organik.

Saat ini tengah digenjot untuk pengembangan pertanian ramah lingkungan.

Perubahan mindset petani mulai dilakukan, dengan pemanfaatan pestisida dan pupuk organik.

Walaupun selama ini petani sudah terbiasa merasakan mudahnya bertani dengan memanfaatkan pupuk dan pestisida zat kimia sintetis.

"Pertanian ramah lingkungan kami kembangkan di Subak Kusamba dan Dawan," jelas Juanida. (*).

Kumpulan Artikel Klungkung

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved