Tips Kesehatan

Redakan Sakit Tenggorokan Akibat Varian Omicron, Cukup Berkumur dengan Air Garam

Salah satu gejala yang sering dialami orang ketika terkena COVID-19 varian Omicron adalah sakit tenggorokan.

Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
PIXABAY
Redakan Sakit Tenggorokan Akibat Varian Omicron, Cukup Berkumur dengan Air Garam 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Redakan Sakit Tenggorokan Akibat Varian Omicron, Begini Cara Meredakannya

Salah satu gejala yang sering dialami orang ketika terkena COVID-19 varian Omicron adalah sakit tenggorokan.

Gelaja ini membuat tenggorokan gatal dan tidak nyaman.

Baca juga: KRITERIA dan SYARAT Pasien Omicron Boleh Isolasi Mandiri di Rumah

Supaya sakit tenggorokan tidak berlarut-larut, cari tahu fakta dan cara mengatasinya.

Dikutip dari Kompas.com, berikut fakta-fakta sakit tenggorokan akibat Omicron:

1. Tanda Awal Omicron

Menurut analisis dari penelitian yang dirilis 14 Januari oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris, hilangnya rasa dan bau lebih jarang terjadi pada Omicron dibandingkan dengan Delta.

Sementara sakit tenggorokan lebih sering terjadi.

Menurut penelitian ini, sakit tenggorokan terdaftar sebagai gejala pada 53 persen kasus Omicron, sedangkan hanya 34 persen orang dengan Delta yang mengalami sakit tenggorokan.

Namun perlu diketahui, meski ini adalah gejala awal yang dominan, tidak setiap pasien Omicron mengikuti pola gejala yang sama.

2. Omicron Lebih Banyak di Saluran Pernapasan Atas

Tidak seperti varian Delta, Omicron lebih mungkin mengisi sistem pernapasan bagian atas. Karena itu, virus varian ini lebih mudah menyebar dan menginfeksi orang lain lebih.

Baca juga: CIRI-CIRI OMICRON, Salah Satunya Mudah Lelah dan Batuk Kering

3. Orang yang Sudah dan Belum Divaksin Bisa Mengalami Ini

Jika terkena Covid-19 sekarang, ada kemungkinan kita akan mengalami sakit tenggorokan, meski sudah divaksin ataupun belum divaksin.

Spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran klinis di NYU Langone Health di New York City, Scott Weisenberg, MD, mengatakan bahwa perbedaan utama antara yang divaksinasi dan tidak divaksinasi adalah bahwa risiko penyakit parah jauh lebih tinggi pada yang tidak divaksinasi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved