Berita Buleleng

Harga Kedelai dan Kayu Bakar di Buleleng Melonjak, Pengusaha Tempe Menjerit

Pengusaha tempe dan tahu di Lingkungan Taman Sari, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali, menjerit.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Proses pembuatan tahu dan tempe di Lingkungan Taman Sari, Kecamatan Buleleng, Minggu 20 Februari 2022. Para pengusaha menjerit, pasalnya harga kedelai impor dan kayu bakar melonjak 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Pengusaha tempe dan tahu di Lingkungan Taman Sari, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali, menjerit.

Pasalnya harga kedelai hingga kayu bakar melonjak. Hal ini lantas membuat pihaknya terpaksa menurunkan jumlah produksi. 

Kepulan asap mengepul dari dapur pembuatan tempe dan tahu milik Arsani (75) pada Minggu 20 Februari 2022.

Hanya ada satu kompor terlihat yang menyala, dari tiga unit yang ia miliki.

Arsani terpaksa menurunkan jumlah produksi tempe dan tahunya, lantaran harga bahan baku kedelai melonjak.

Di mana harga kedelai impor saat ini tembus mencapai Rp11 ribu per kilogram.

Sementara harga normalnya Rp7 ribu per kilogram. 

Baca juga: AJIK KRISNA Segera Bangun Sirkuit di Buleleng dan Bangli, Wagub Bali Beri Dukungan Penuh

Selain harga kedelai, harga kayu bakar kata wanita yang sudah puluhan tahun bergelut dalam bisnis pembuatan tempe dan tahu ini juga meningkat.

Di mana harga kayu bakar saat ini mencapai Rp400 ribu per satu mobil pikap, dari yang sebelumnya hanya Rp200 ribu. 

Kenaikan kedelai dan kayu bakar ini kata Arsani terjadi sejak enam bulan belakangan ini. Kenaikannya terjadi secara perlahan-lahan.

"Naiknya sehari 100 rupiah. Sampai sekarang sudah mencapai Rp11 ribu per kilo. Harga Rp11 ribu ini sudah terjadi sejak sebulan kemarin," keluhnya. 

Dengan adanya kenaikan ini, Arsani pun terpaksa mengurangi jumlah produksinya.

Dari yang biasanya mampu menghabiskan kedelai 50 kilogram per hari, kini hanya 30 kilogram per hari.

Baca juga: Tahun Ini Dua Ruas Jalan di Buleleng Diperlebar, Siapkan Anggaran Rp1 Miliar

Meski harga bahan baku melonjak, Arsani mengaku tidak berani untuk menaikkan harga jualnya.

Tempe ukuran 1 kilogram, hanya mampu ia jual sebesar Rp 10 ribu. Hal ini disebabkan lantaran jumlah pembeli juga menurun akibat dampak pandemi Covid-19 ini. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved