Berita Bangli
Pipa Air Bersih Kembali Terdampak Longsor, Direktur Perumda: Kami Berencana Pindahkan Pipa
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Danu Arta berencana menaikkan jalur pipa dari daerah aliran sungai (DAS)
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Danu Arta berencana menaikkan jalur pipa dari daerah aliran sungai (DAS) ke daerah permukaan.
Hal ini sebagai tindak lanjut untuk mengantisipasi kerusakan pipa akibat bencana alam.
Seperti yang diungkapkan Direktur Perumda Tirta Danu Arta, Dewa Ratno Suparso Mesi saat ditemui Senin (21/2).
Kata dia hujan yang terjadi pada hari ini kembali mengakibatkan longsor di daerah Tukad Melangit.
Kondisi ini mengakibatkan kerusakan pipa yang ada di Tirta Gamongan.
"Karena masih hujan lebat, upaya perbaikan belum bisa dilakukan. Mengingat kondisi tanah di sekitar sangat labil," ucapnya.
Baca juga: Hendak Sembahyang, Dua Karyawati Toko Tertimpa Pohon Tumbang di Bangli
Baca juga: ARTI MIMPI Terkait Bank, Pertanda Akan Dapat Hadiah yang Telah Lama Diinginkan
Baca juga: SUPERFOOD Penangkal Kanker yang Mudah Didapat & Harganya Murah, Ada Kunyit & Brokoli
Akibat kejadian tersebut, distribusi air bersih kepada 7 ribuan pelanggan wilayah kota secara otomatis terganggu.
Namun pihaknya menegaskan upaya pelayanan masih tetap diberikan dengan cara giliran.
"Mulai dari jam 19.00 Wita, wilayah yang saat air Pura Puseh ke utara, Banjar Gunaksa, Cempaga, Pande dan sebagian Banjar Kawan. Sedangkan dari jam 06.30 Wita, giliran warga Pura Puseh ke selatan, Banjar Nyalian, Pule, Griya, Tegalalang, Tegal, Banjar Kawan sebagian, Jalan Brigjen Ngurah Rai, Jalan Kusuma Yuda, dan Jalan Merdeka," sebutnya.
Mengingat pipa transmisi kerap terdampak bencana, pria yang akrab disapa Dewa Rono itu mengaku pihaknya tahun ini berencana menaikkan jalur pipa Tirta Gamongan yang sebelumnya berada di daerah aliran sungai (DAS) ke permukaan.
Hanya saja rencana ini butuh anggaran yang besar.
"Kurang lebih anggarannya Rp 4 miliar. Dan rencana ini akan kami usulkan di perubahan," ungkapnya.
Dewa Rono menambahkan, tujuan pemindahan jalur pipa dari DAS ke permukaan adalah untuk meminimalisir biaya penanggulangan kerusakan pipa, akibat dampak bencana longsor.
Terlebih dalam sepekan terakhir, diketahui sudah tiga kali terjadi longsor.
"Biaya perbaikan untuk sekali longsor saja, rata-rata mencapai Rp 30 juta," sebut dia.