Berita Denpasar
Bayar Rp 5,5 Juta untuk Jalur Cepat, Wagub Ungkap Ada Praktik Mafia Visa di Bali
Pernyataan mengejutkan dikeluarkan oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Senin (21/2).
Penulis: Ragil Armando | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pernyataan mengejutkan dikeluarkan oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Senin (21/2).
Ia menyebutkan, pihaknya mendapat adanya perusahaan yang menjadi mafia visa kepada Warga Negara Asing (WNA), khususnya wisatawan yang akan ke Bali.
Mereka menawarkan visa secara cepat dengan harga bervariasi mulai Rp 4,5 juta sampai Rp 5,5 juta.
"Itu visa memang sudah jelas dalam beberapa flyer, dalam beberapa promosi salah satu perusahaan mungkin ya, yang menyampaikan bahwa untuk (visa) jalur paling cepat bayar Rp 5,5 juta, yang medium Rp 4,5 juta," kata Cok Ace seusai rapat paripurna di Gedung DPRD Bali.
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca & Gelombang Tinggi di Wilayah Bali Pada 21-23 Februari 2022
Baca juga: Pura Prajapati di Ubud Rusak, Pohon Tumbang Juga di Buleleng, Klungkung, Tabanan
Baca juga: Penonton Cukup di Depan Rumah, Pawai Ogoh-ogoh di Denpasar Diizinkan
Dia menyebutkan, pihaknya awalnya mengetahui adanya praktik mafia visa itu diketahui melalui sebuah postingan di Instagram.
Postingan tersebut, menurutnya, sangat jelas menampilkan alamat, nomor telepon, dan paket yang ditawarkan para mafia visa tersebut.
Cok Ace mengatakan, Pemprov Bali terus melakukan penelusuran terkait temuan itu.
Berdasarkan informasi awal, perusahaan tersebut diketahui menawarkan tiga kategori pengurusan visa.
Pertama, kategori standar dengan tarif Rp 3,5 juta dan pengurusan visa selama 10 sampai 12 hari kerja.
Kedua, kategori ekspres dengan tarif Rp 4,2 juta dan pengurusan visa selesai dalam 3 sampai 5 hari kerja.
Ketiga, kategori VIP dengan tarif Rp 5,5 juta, lama pengurusan visa 3 sampai 6 hari dan pelayanan di Jakarta.
"Awalnya ketahuan di IG dia muncul. Di medsos saya juga baca kok. Jadi dia enggak ada yang disembunyikan di medsos, alamat jelas, nomor teleponnya ada," jelas Cok Ace.
Ia mengaku hal ini sangat merugikan citra Bali di mata dunia internasional. Pasalnya, adanya mafia visa ini justru menimbulkan anggapan bahwa biaya untuk masuk Bali sangatlah mahal.
"Baru satu yang saya lihat seperti itu. Jadi, (mereka) menawarkan jalur cepat. Mungkin ada pasar yang memerlukan seperti itu. Tapi ini kan menimbulkan (persepsi) di luar, kok begini, harganya mahal sekali," katanya.
Pun begitu, dirinya mengaku belum tahu-menahu mengenai apakah mafia visa jalur cepat itu sudah mendapatkan pasar atau belum. Apalagi, saat ini kedatangan wisman ke Bali masih dalam jumlah yang terbatas.