Human Interest Story
Kisah Maret, Pembuat Kerajinan dari Sampah Plastik di Buleleng, Terjual hingga ke Sumatera
Berawal dari coba-coba, produk kerajinan karya Kadek Maret Tanayasa berhasil terjual hingga ke beberapa daerah di Indonesia
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Saya belajar sendiri. Awalnya nonton di Youtube, kemudian dicoba sendiri sampai bisa. Gagal tentu sudah beberapa kali saya alami. Tapi akhirnya dari kegagalan itu saya berhasil membuat beberapa kerajinan. Kerajinan apa saja bisa saya buatkan, menurut request dari pemesan saja. Seperti plakat dari bahan somi itu," jelasnya.
Di masa pandemi ini, suami dari Luh Elsy Budartini (30) mengaku pemesanan mulai menurun.
Dalam sehari, Maret mengaku belum tentu menerima orderan.
Ia bahkan hanya bisa mengandalkan Facebook sebagai tempat untuk memasarkan produknya.
"Sekarang hanya ada satu atau dua orang yang memesan meja. Mejanya itu biasanya digunakan untuk di kafe-kafe. Harga satu meja untuk ukuran diamater 80 cm saya jual Rp 1,5 juta lengkap dengan kursinya," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Panti Asuhan Semara Putra Klungkung Hadapi Pandemi, Sempat Pulangkan Anak Asuh & Irit Makanan
Maret sempat bekerja di sebuah percetakan yang ada di Denpasar pada 2012.
Kemudian ia pulang ke Buleleng, lalu bekerja di Dinas Perhubungan Buleleng bagian terminal barang.
Setelah bekerja selama tiga tahun sebagai pegawai Dishub Buleleng, Maret memutuskan untuk mengundurkan diri.
Sebab Maret merasa lebih nyaman jika bekerja di lapangan, dengan jam kerja yang lebih bebas.
"Kalau kerja di instansi kan jam sekian harus sudah di kantor. Kemudian jam sekian baru pulang. Setelah berhenti di Dishub, saya coba mengolah sampah plastik ini. Astungkara keuntungannya lumayan," katanya. (ratu ayu astri desiani)
Kumpulan Artikel Buleleng