Berita Jembrana
Ogoh-Ogoh Bawera Gumi Barohara, Respon STT Eka Cita Jembrana Terhadap Covid & Kerusakan Lingkungan
Perayaan Nyepi Tahun Caka 1944 akan jatuh pada 3 Maret 2022 mendatang. Identiknya, dalam perayaan ialah mengarak ogoh-ogoh.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Perayaan Nyepi Tahun Caka 1944 akan jatuh pada 3 Maret 2022 mendatang. Identiknya, dalam perayaan ialah mengarak ogoh-ogoh.
Dalam perayaan ini, STT Eka Cita Lingkungan Menega, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana membuat ogoh-ogoh, merespon perusakan lingkungan dan Covid-19.
Dimana ogoh-ogoh ini bernama 'Bawera Gumi Barohara'.
Ketua STT Eka Cita, B Lanang Darma Wigunanta, mengatakan, bahwa untuk ogoh-ogoh Bawera Gumi Barohara sendiri menceritakan tentang Bawera Gumi Arohara dengan tokoh bhuta kala, yakni Bhuta Phisaka dan manusia itu sendiri.
Bhuta Phisaka pada awal cerita mempengaruhi manusia untuk berbuat kerusakan pada alam, khususnya hutan.
Baca juga: Gunakan Arang Hingga Masker,Ogoh-ogoh Gerubug Karya ST Tunas Muda Desa Sidakarya Terbaik di Denpasar
Baca juga: Banyak Kabel Melintang, Pemuda di Sukawati Gianyar Batal Ngarak Ogoh-ogoh
Baca juga: Besok,Sekaa Teruna yang Mengarak Ogoh-ogoh di Badung Akan Jalani Tes Swab, Jika Positif Wajib Isoter
Ketika melakukan kerusakan itu pulalah akhirnya Bawera murka.
Kemurkaan itu membuat Bawera mengeluarkan asap dari belalainya yang direspon sebagai virus corona.
Sehingga membuat sebuah wabah yang saat ini terjadi
“Bhuta Phisaka mempengaruhi manusia berbuat kejahatan dengan merusak alam. Kemudian, Bawera Gumi Arohara murka dan mengeluarkan asap dari belalai yang kami respon sebagai virus corona,” ucapnya Selasa 1 Maret 2022.
Dijelaskannya, bahwa ogoh-ogoh ini dibuat dari bahan ramah lingkungan.
Mulai dari gabah sabut kelapa, dibalut dengan kertas semen dan koran. Kemudian, ada kayu, bambu dan bahan ramah lingkungan lainnya, kuku pakai kulit dari serabut kelapa.
“Dan untuk detail dari ogoh-ogoh ini kami menggunakan gabah satu per satu ditempel, kalau barengan tidak akan bisa serapi itu. Jadi prosesnya sekitar satu bulanan untuk membuat semua ini,” ungkapnya.
Nantinya, sambungnya, bahwa yang akan mengarak sekitar 25 orang anggota STT, dan nantinya swab antigen di puskesmas Dangin Tukadaya, yang difasilitasi oleh pemerintah.
Sedangkan untuk Baleganjur sendiri, nantinya di luar swab antigen yang difasilitasi.
Baca juga: 215 Ogoh-ogoh di Denpasar Siap Diarak Saat Pangerupukan
Baca juga: 215 Ogoh-ogoh Siap Diarak Saat Pangerupukan di Denpasar
Dan untuk Baleganjur tidak ikut menjadi pengiring dan menjadi aturan hanya berada di Banjar.
“Nanti ada sekitar 25 yang mengarak dan Baleganjur hanya di Banjar saja untuk pelepasan keberangkatannya dan saat kembali,” bebernya. (ang).