Human Interest Story

Kisah Nyoman Tiya Martini, Pengusaha Dupa di Buleleng, Raup Omzet Rp 200 Juta per Bulan

Nyoman Tiya Martini tidak menyangka jika usaha yang ia mulai dari nol, bisa sukses seperti saat ini.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Nyoman Tiya Martini menunjukan dupa hasil pembuatannya, Jumat 4 Maret 2022 - Kisah Nyoman Tiya Martini, Pengusaha Dupa di Buleleng, Raup Omzet Rp 200 Juta per Bulan 

Dupa yang dibuat memiliki ukuran yang berbeda-beda.

Mulai dari ukuran 16 cm, 22 cm, 28 cm dan 32 cm, hingga dupa yang mampu menyala selama dua jam.

Dupa-dupa itu dikemas dalam bentuk pepelan, hingga kemasan kiloan, dengan nilai jual kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.

Dikatakan Tiya, dupa Ajeg Bali ini berhasil menarik minat masyarakat, lantaran wangi aroma terapi yang dihasilkan lebih tahan lama.

Bila mengenai tangan, abunya juga tidak akan terasa panas.

Nama Ajeg Bali pun dipilih sebagai merk, lantaran seluruh bahan baku yang digunakan berasal dari Bali.

"Saya menggunakan bahan alami, yang bisa diperoleh di Bali. Saya pakai campuran bubuk kayu jati, batok, arang dan aroma bunga. Kalau orang lain, kadang bahannya itu impor dari Cina," jelasnya.

Tiya mengaku akan terus mengembangkan usahanya ini, dengan berencana menambah mesin pencetak dupa, serta menambah jumlah karyawannya.

Baca juga: KISAH Arifin Panigoro, Pendiri Medco Grup, Liat Celah Saat Indonesia Oil Boom, Wantimpres Jokowi

Mengingat permintaan dari para pelanggannya kian hari semakin meningkat.

Hal ini juga terlihat dari jumlah masyarakat yang menawarkan diri sebagai reseller.

"Hampir di setiap desa di Buleleng, sudah ada reseller-nya. Di Denpasar juga ada. Astungkara permintaannya memang cukup banyak," katanya. (ratu ayu astri desiani)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved