PMI Asal Bali Pulang dari Ukraina
Kisah Desak Yuni PMI Asal Bangli yang Kerja di Ukraina, Tak Bisa Tidur dan Harus Bolak-balik Bunker
Lima hari lamanya, ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) mengungsi di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ukraina.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Lima hari lamanya, ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) mengungsi di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ukraina.
Rasa takut dan cemas jelas menghantui mereka akibat suara ledakan bom hingga sirine yang bersahut-sahutan.
Mereka juga harus berdesak-desakan untuk sembunyi di bunker saat kondisi sekitar mulai terasa mencekam.
Hal tersebut diungkapkan Desak Made Yuni, salah seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Kiev, Ukraina.
Ia menceritakan awalnya situasi di ibukota Ukraina itu cendrung normal seperti biasa.
Sebab konflik sekitar akhir Desember 2021 berada di Donetsk dan Luhansk.
Baca juga: Cerita Para PMI Asal Bali dari Ukraina, Komang Handayani Bersyukur, Nyoman Dewi Masih Trauma
Desak Yuni pun masih bekerja seperti biasa sebagai terapis spa.
"Itu daerah perbatasan, dan jaraknya jauh dari Kiev. Saya juga sempat nanya pada warga lokal sini, tentang kondisi perang di negaranya."
"Saya tanya resepsionis dan bos saya. Tapi mereka bilang tidak perlu cemas karena ini hal normal. Mereka juga menegaskan tidak akan ada bom," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Selasa 8 Maret 2022.
Namun pada tanggal 24 Februari 2022, Kiev menjadi target bom. Bom pertama kali itu diketahui pada pukul 05.00 pagi.
"Saat itu saya sedang berada di losmen. Saat sedang lelap tidur, terdengar suara ledakan. Saya langsung bangun karena penasaran itu suara apa, sampai nengok jendela. Tapi saya tidak menemukan sumbernya, hanya suara-suara ledakan saja," ungkapnya.
Baca juga: PMI Asal Bali Tiba di Bandara Ngurah Rai,Wayan Amin Ngaku Terus Doakan Istri agar Selamat di Ukraina
Di tengah kondisi itu, Desak Yuni jelas merasa panik dan takut. Ia kemudian mengecek grup KBRI, yang di dalamnya terdapat informasi terbaru untuk bersiap-siap evakuasi ke kantor KBRI di Ukraina.
"Langsunglah saya packing-packing, terutama membawa dokumen penting dan baju seadanya. Pihak KBRI juga tidak memperbolehkan kami menunggu di luar bangunan sampai jemputan datang," jelasnya.
Sore hari mobil jemputan KBRI tiba di tempatnya menginap. Perjalanan ke kantor KBRI membutuhkan waktu selama sejam.
Di tempat itu, Desak Yuni dikumpulkan bersama para WNI lainnya.