Human Interest Story
KISAH Komang Wiratini Pulang dari Ukraina, Hanya Bawa Baju di Badan hingga Sempat Sembunyi di Bunker
Tenaga terapis yang bekerja di Kiev Ukraina itu kembali ke Bali, hanya dengan membawa baju yang menempel di badan.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Ni Komang Wirati kini merasa lega dapat kembali ke tanah air dalam keadaan selamat.
Tenaga terapis yang bekerja di Kiev Ukraina itu kembali ke Bali, hanya dengan membawa baju yang menempel di badan.
Ditemui di kediamannya yang terletak di Banjar Dinas Munduk, Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng Rabu (9/3/2022), Wirati mengatakan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin (7/3/2022) malam kemarin.
Setibanya di bandara, Wirati langsung dijemput oleh keluarganya kembali ke Buleleng.
Baca juga: UPDATE Perkelahian Dua Keluarga di Kaliasem Buleleng, Penyelidikan Terkendala Saksi Fakta
Wirati menuturkan, ia baru enam bulan bekerja di Ukraina, tepatnya di Fairmont Grand Hotel, sebagai tenaga terapis.
Pada 24 Februari 2022 dinihari, tiba-tiba terjadi perang antara Ukraina dengan Rusia.
Bom tiba-tiba meledak, hingga getarannya terasa di tempat kerjanya.
Wirati bersama seorang PMI asal Gianyar pun bergegas menyelamatkan diri dengan masuk ke ruang bawah tanah (bunker) yang memang telah tersedia di hotel tersebut.
Wirati bersembunyi di dalam bunker tersebut selama beberapa jam, hingga ia bersama rekannya itu dijemput oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Wirati dibawa ke tempat pengungsian yang ada di Kiev.
Ia berada di tempat pengungsian itu selama lima hari, bersama sejumlah warga negara Indonesia lainnya.
"Di tempat pengungsian kami ditenangkan oleh pihak kedutaan. Diminta jangan panik. Diperhatikan dengan baik lah. Makanan dan minumannya juga enak.
Saya tidak sempat menyimpan baju-baju ke dalam koper.
Saya hanya menyelamatkan barang-barang penting seperti passport, dompet dan HP. Jadi hanya bawa baju di badan saja," katanya.
Baca juga: Polres Buleleng Ambil Alih Kasus Perkelahian Berdarah 2 Keluarga
Selama lima hari di pengungsian, Wirati mengaku sempat menghubungi keluarganya yang ada di Buleleng.