Berita Denpasar

Nilai Ekspor Ikan Bali Menurun 22,1 Persen Pada Februari 2022

Nilai Ekspor Ikan Bali Menurun 22,1 Persen Pada Februari 2022Nilai Ekspor Ikan Bali Menurun 22,1 Persen Pada Februari 2022

Penulis: Putu Supartika | Editor: Harun Ar Rasyid
PEXELS
ilustrasi ekspor 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Nilai ekspor ikan di Bali mengalami penurunan pada bulan Februari 2022.

Dimana penurunan ini mencapai 22,1 persen dibandingkan pada bulan Januari 2022.

Bulan Februari 2022 nilainya sebesar Rp 146,39 miliar, mengalami penurunan dibandingkan nilai ekspor bulan Januari 2022 yang mencapai Rp 187,95 miliar.

Hal ini berdasarkan data dari Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar.

Nilai ini juga mengalami penurunan sebesar 20.28 persen dibandingkan nilai ekspor tahun 2021 pada periode yang sama mencapai Rp 183,64 miliar.

Kepala BKIPM Denpasar, Anwar mengatakan penurunan terjadi pada jenis ekspor ikan non hidup.

Yang mana, nilai ekspor ikan non hidup pada bulan Februari 2022 sebesar Rp 124,37 miliar.

Nilai ini mengalami penurunan sebesar 27,6 persen dibandingkan bulan Januari 2022 yang mencapai Rp 171,85 miliar.

Baca juga: PTM di Tabanan Tunggu Intruksi Gubernur Bali, Angkutan Siswa Masih Belum Bisa Beroperasi

Baca juga: Disdikpora Denpasar Tunggu SE Gubernur Bali Soal Pelaksanaan PTM, Wiwik: Guru Juga Sama Inginnya PTM

Baca juga: 15 Bandara Angkasa Pura I Siap Implementasikan Aturan Perjalanan Udara Terbaru

“Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 juga mengalami penurunan sebesar 26,07 persen, yang pada Februari 2021 ekspor ikan non hidup mencapai Rp 168,22 miliar,” katanya pada Rabu, 9 Maret 2022.

Sementara itu, untuk nilai ekspor ikan hidup pada bulan Februari 2022 sebesar Rp 22,02 miliar.

Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 42,82 persen dibandingkan dengan tahun 2021 di periode yang sama nilai ekspor ikan hidup mencapai 15,42 miliar rupiah.

Terdapat 52 negara tujuan ekspor yang didominasi oleh United States dengan nilai ekspor sebesar Rp 45,79 miliar (31.28 persen).

Selanjutnya disusul oleh Taiwan sebesar Rp 18,49 miliar (12,63 persen).

China sebesar Rp 15,55 miliar (10,62 persen), Philippines sebesar Rp 10,24 miliar (6.99 persen) dan Australia sebesar Rp 9,97 miliar (6,81 persen).

Dan 47 negara lainnya sebesar Rp 46,35 miliar (31,66 persen).

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved