Berita Denpasar

BNN RI Waspadai Peredaran Narkoba Imbas Konflik Rusia Ukraina

BNN RI Waspadai Peredaran Narkoba Imbas Konflik Rusia UkrainaBNN RI Waspadai Peredaran Narkoba Imbas Konflik Rusia Ukraina

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Harun Ar Rasyid
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Dr Petrus Reinhard Golose di The Patra Bali Resort, Kuta, Badung, Bali, pada Kamis 10 Maret 2022. 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Konflik antara Rusia dan Ukraina membuat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Dr Petrus Reinhard Golose mewaspadai dampaknya terhadap potensi masuknya narkoba di Indonesia dan wilayah Bali sebagai pangsa pasar.

Bukan hanya isapan jempol belaka, dari kacamata BNN negara yang berkonflik berpotensi memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan peredaran narkoba di tanah air.

Dikatakan Golose, masalah konflik yang dialami oleh negara di kawasan pemroduksi narkotika seperti Golden Triangle (Thailand, Myanmar, Laos) serta Golden Crescent (Afganistan, Pakistan, Iran) justru meningkatkan clandestine laboratory (aktivitas memproduksi narkoba melalui proses kimiawi oleh individu atau kelompok) di sana yang akhirnya makin banyak masuk ke Indonesia.

Sebagaimana disampaikan Golose kepada wartawan saat menghadiri Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan menghadirkan ratusan Penyuluh narkoba di The Patra Bali Resort, Kuta, Badung, Bali, pada Kamis 10 Maret 2022.

"Secara geopolitik dan geostrategis akan ada masalah yang lain di bidang ekonomi akibat misalnya harga yang naik, konflik Ukraina Rusia menimbulkan masalah sosial, jobless, kita antisipasi jangan samapai dimanfaatkan para bandar narkoba, para kurir, termasuk penyalahguna, sehingga perlu untuk menekan permintaan, inilah salah satu tugas pencegahan. BNN selalu melakukan tugas mendeteksi selalu bekerja di hulu jangan sampai masuk Bali," papar Golose.

Jendral Bintang Tiga ini berujar masalah eknonomi dan sosial yang membuat orang kehilangan pekerjaan yang bisa saja direkrut bandar pemroduksi untuk menjadi kurir.

"Pengalaman saya jadi Kapolda Bali, banyak juga masalah (narkoba,-red) dari eropa timur, masalah tenaga kerja di sana berpotensi mendorong walau tidak secara langsung karena penerbangan mereka ditutup, tapi bisa juga mereka memasukan ke sini melalui package-package (paket/kemasan)," ujar dia.

Indonesia juga dilirik sebagai pasar potensial narkoba. Dari survei dilakukan BNN, prevalansi penyalahgunaan narkoba di dunia sebanyak 270 juta, di Indonesia sekarang mencapai 3,6 juta sedangkan di Bali sendiri 15 ribu.

"Dari survey di Indonesia ada 3.6 juta penyalahguna yang ada dari hasil survey, dibawah prevalensi dunia 5,5 persen, kalau kita 1,95 persen. Mudah-mudahan bisa terus dktekan," tuturnya.

Melalui rakernis yang diikuti penyuluh dari 173 kabupaten/kota dan 34 provinsi ini, Golose berharap para penyuluh mampu menekan peredaran narkoba diutamakan melalui pencegahan dengan mengurangi deman (permintaan) yang ada hingga ke tingkat desa-desa. Edukasi tentang bahaya narkotika dan pemberdayaan masyarakat yang dimulai dari tingkat desa dinilai langkah yang tepat.

Para penyuluh narkoba tersebut menyatukan persepsi melalui serangkaian materi oleh para narasumber kompeten.

"Kemampuan penyuluh narkoba dioptimalisasi melalui soft power approach, pencegahan pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi melakukan terobosan positif meminimalisir dan menekan peredaran narkoba, di desa desa dengan terobosan-terobosan positif kedepannya," tandasnya.

Program - program yang disusun dibarengi dengan upaya penindakan dan pemutusan supplay barang haram itu, baik dari luar maupun dalam negeri.

Baca juga: Potensi SAR 115 Gandeng Basarnas Bali Gelar Diklat SAR Tingkat Dasar

Baca juga: Aturan Antigen Dan PCR Dilonggarkan, Diharapkan Datangkan Wisatawan Lebih Banyak Lagi

"Kalau memutus jaringannya saja, pasti akan terus datang lagi karena permintaan besar, sehingga permintaan ini lah pusatnya yang harus dikurangi. Untuk di Bali, penerbangan internasional mulai ada, sebagai tujuan pariwisata, saya tidak ingin Pulau Dewata ini dijadikan tujuan peredaran narkotika," tandas Golose

Sementara itu, Kepala BNNP Bali, Brigjen Pol Gde Sugianyar Dwi Putra menuturkan 90 persen masyarakat lokal melakukan penyalahgunaan narkoba jenis shabu yang jarang dipakai warga asing, namun masuknya narkoba dari luar negeri tentu tetap perlu diantisipasi.

"Konflik Ukraina Rusian antisipasi BNN selalu melakukan tugas bekerja di hulu, selain dari sisi supplay lebih penting adalah demandnya bagaimana dari data yang ada banyak dislahgunakan anak muda, kita edukasi dengan cara kekinian konten yang bisa diterima mereka, justru yang saya khawatirkan adalah di desa-desa oleh karena itu sekarang pedesaan juga menjadi concern," pungkasnya. (*)

BERITA LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved