Berita Jembrana
Sebulan Setelah Digigit Anjing, Siswi SMK di Jembrana Meninggal Dunia
Kabid Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan, bahwa pihaknya tidak mendapat laporan terkait kasus gigitan HPR
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
Eka menegaskan, bahwa atas hal itu pihaknya juga tidak berani mendiagnosa bahwa itu pasti rabies.
Karena seharusnya ketika anjing mati dua minggu menggigit ada pelaporan ke pihak terkait. Kemudian, pasti akan diarahkan untuk VAR oleh pihak terkait.
“Jadi saat penanganan kondisi pasien sudah sangat buruk. Kami juga tidak berani diagnosanya adalah rabies,” tegasnya.
Informasi yang dihimpun, bahwa GAKS meninggal dunia Minggu 13 Maret 2022 kemarin.
Siswi kelas XI itu adalah anak dari I Gusti Ketut W (40) dengan Ni Komang M (40) warga di salah satu lingkungan di Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara.
Ayah korban, Gusti KW menuturkan, bahwa memang sempat anaknya digigit anjing miliknya sendiri sekitar sebulan lalu.
Anjing yang menggigit tersebut merupakan kuluk (anakan) yang dipungut di pinggir jalan.
Anjing tersebut mati setelah dua hari menggigit jempol tangan anaknya.
“Setelah menggigit anjing tiba-tiba mati. Saat itu juga saya menyarankan dia untuk berobat ke puskesmas, namun anak saya saat itu enggan ke puskesmas,” ungkapnya.
Baca juga: Colong HP di Warung, Pria Asal Jembrana Diamankan Polsek Abiansemal
Awalnya tidak ada gejala apapun setelah mengalami gigitan. Bahkan tidak ada luka gigitan. Gejala baru mucul setelah sekitar sebulan setelah digigit.
Anaknya sempat mengalami kebas pada bagian tangan. Puncaknya pada Minggu kemarin korban mulai drop.
Sebelumnya korban dilarikan ke rumah sakit umum swasta, karena sudah dalam kondisi drop, kemudian korban dirujuk ke RSU Negara.
“Selama dirawat kondisi anak saya semakin memburuk, takut sama orang ramai, takut sama air dan sinar,” bebernya. (*)
Artikel lainnya di Berita Jembrana