Berita Jembrana
Sebulan Setelah Digigit Anjing, Siswi SMK di Jembrana Meninggal Dunia
Kabid Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan, bahwa pihaknya tidak mendapat laporan terkait kasus gigitan HPR
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Seorang siswi SMK di Jembrana, GAKS 17 tahun, meninggal dunia setelah diketahui sebulan lalu digigit anjing.
Sayangnya, dalam kasus ini, anjing yang diketahui mati setelah menggigit tidak dilaporkan ke pihak Bidang Keswan Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana. Sehingga tidak diketahui apakah siswi itu meninggal karena rabies atau tidak.
Kabid Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan, bahwa pihaknya tidak mendapat laporan terkait kasus gigitan HPR yang dialimi siswi SMK yang meninggal dunia tersebut.
Dalam hal itu pula, tidak ada laporan kasus gigitannya.
Baca juga: KISAH Pengusaha Asal Jembrana, Sempat Tanggung Utang Bos Ratusan Juta Rupiah dan Kini Mulai Bangkit
Meski informasinya sempat mengalami gigitan anjing.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat tidak menyepelekan gigitan HPR meskipun tidak terjadi luka.
“Setiap gigitan HPR terutama anjing liar atau anjing yang diliarkan dan belum divaksin agar dilaporkan ke fasilitas kesehatan.
Rabies menginfeksi ujung-ujung saraf kulit. Jangan disepelekan. Dan kami tidak tahu apakah itu rabies atau tidak. Silahkan konfirmasi ke Dinas Kesehatan, mas,” ucapnya, Senin 14 Maret 2022.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan dr I Gusti Bagus Ketut Oka Parwatha menyatakan, bahwa untuk laporan masih dalam penelusuran.
Pihaknya belum bisa memastikan apakah itu rabies atau tidak.
“Ya sebentar masih kami telusuri,” katanya.
Direktur RSU Negara, Ni Putu Eka Indrawati, mengatakan, bahwa memang pihaknya sempat merawat pasien dengan riwayat gigitan anjing. Kasus gigitan anjing satu bulan lalu. Dan anjing itu mati tiba-tiba, tapi tidak dilaporkan ke pihak Keswan Kesmavet.
Lantas pasien baru saja, dilarikan ke rumah sakit ketika kondisi sudah sangat memburuk. Dan saat terkena gigitan, pasien tidak pernah divaksin atau VAR.
Parahnya tidak pernah ada pelaporan ke Dinas, RSU atau Puskesmas.