ASEAN Diusulkan Bebas Visa Kunjungan ke Bali, VOA Akan Diperluas untuk Negara Lain

Dalam keterangan pers PPKM yang dilaksanakan secara virtual Senin 14 Maret 2022, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves),

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Karsiani Putri
Zaenal Nur Arifin
ILUSTRASI- Suasana terminal kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Senin, 14 Maret 2022 siang ini 

Ia menambahkan, hari ini jumlah kasus berada di bawah 10 ribu, sementara jumlah kesembuhan mencapai lebih dari 39 ribu.

Meskipun jumlah kasus terus membaik, vaksinasi menjadi upaya mitigasi untuk memberikan perlindungan yang lebih baik dalam menghadapi lonjakan mobilitas selama bulan suci umat Islam tersebut. 

Sepakat dengan Menko Luhut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bila masyarakat Indonesia disiplin vaksinasi lengkap, dan juga booster, serta menerapkan protokol kesehatan yang baik, mudah-mudahan keputusan dan kebijakan yang diambil selama Ramadan dan Idul Fitri juga jadi lebih menyenangkan untuk masyarakat.

Melihat tren kasus harian yang ada menurun, keterisian tempat tidur di rumah sakit yang sedikit, tingkat kematian yang rendah, dan perbaikan yang signifikan jangan sampai membuat kita lengah. 

Menko Luhut berpesan agar kita terus berhati-hati dalam melakukan berbagai pelonggaran, terutama melihat kembali naiknya kasus di negara Eropa seiring pelonggaran protokol kesehatan dan penyebaran subvarian Omicron BA2. 

“Meskipun disana tingkat rawat inap rumah sakit masih terkendali, perlu diingat bila dibandingkan dengan negara lain yang telah melakukan transisi menuju endemi, tingkat vaksinasi dosis lengkap dan booster Indonesia masih tertinggal,” beber Menko Luhut.

Beberapa daerah yang vaksinasinya cukup tertinggal adalah Jawa Tengah, Papua, dan Papua Barat.

Sebagai informasi, menurut paparan Menteri Budi, varian Delta memiliki kemungkinan kematian empat kali lebih besar daripada varian Omicron. 

Belajar dari kasus yang terjadi di Hongkong. 

Disana tingkat kematian Covid-19 sedang tinggi dan setelah diteliti, penyebabnya adalah karena tingkat vaksinasi lansia yang masih rendah, yaitu baru 26 persen untuk vaksinasi lengkap. 

“Memang solusinya itu vaksinasi, terutama bagi lansia yg merupakan segmen populasi yang rawan. Segerakan vaksinasi milimal 2 dosis untuk lansia, kalau bisa sampai 3 dosis,” ucapnya.

“Harapannya kalau tingkat vaksinasi lengkap dan booster di Indonesia sudah sesuai target, kita akan mulai melakukan transisi ke endemi,” ungkap Menko Luhut.

Tentunya pertimbangan ini sudah dilakukan kajian oleh para pakar, akademisi, dan para pihak terkait.

Mengutip data dari Our World in Data, per 12 Maret 2022, di Indonesia jumlah orang divaksinasi lengkap per 100 orang baru mencapai 54,56 persen. 

Sedangkan untuk dosis ketiga, per 100 orang baru 5,28 persen saja yang sudah melakukan vaksinasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved