Joe Biden Sebut Vladimir Putin Penjahat Perang, Dipastikan Tak Akan Dimaafkan
Joe Biden Sebut Vladimir Putin Penjahat Perang, Dipastikan Tak Akan Dimaafkan
TRIBUN-BALI.COM - Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah penjahat perang mendapat tanggapan serius dari pihak Kremlin.
Kremlin memberikan pernyataan pada Rabu 16 Maret 2022 dengan menegaskan pernyataan Joe Biden tak bisa dimaafkan.
Terlebih, pernyataan itu diucapkan oleh pemimpin negara yang telah membunuh ratusan ribu warga sipil dalam konflik di seluruh dunia.
Seperti diketahui, Invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat lebih dari 3 juta orang mengungsi dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat, dua kekuatan nuklir terbesar dunia.
Baca juga: Sederet Fakta DJ Chantal Dewi Ditangkap di Apartemen, Baru Selesai Lakukan ini dengan 3 Pria
Dalam percakapan dengan seorang reporter pada Rabu, Biden berkata, "Oh, saya pikir dia (Putin) adalah penjahat perang".
Sebelumnya, saat ditanya tentang apakah dia siap untuk memanggil Putin seperti itu, Biden menjawab "tidak".
"Presiden kami adalah tokoh internasional yang sangat bijaksana, berwawasan luas dan berbudaya serta kepala Federasi Rusia, kepala negara kami," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang pernyataan Biden, dikutip dari CNA.
"Pernyataan seperti itu oleh Tuan Biden benar-benar tidak dapat diterima, dan tidak dapat dimaafkan," kata Peskov.
"Hal utama adalah bahwa kepala negara yang telah bertahun-tahun mengebom orang di seluruh dunia. Presiden negara seperti itu tidak berhak membuat pernyataan seperti itu," tambahnya.
Baca juga: Rusia Serang Warga Sipil Ukraina dengan Meledakkan Gedung Teater Tempat Ratusan Penduduk Berlindung
Peskov mengatakan Amerika Serikat telah mengebom mengalahkan Jepang pada tahun 1945, menghancurkan kota-kota Hiroshima dan Nagasaki.
Jepang menyerah enam hari kemudian, mengakhiri Perang Dunia Kedua.
Sekitar 200.000 orang tewas seketika oleh bom AS dan banyak lagi yang meninggal karena penyakit radiasi.
Kekuatan Rusia
Rusia memperingatkan Amerika Serikat pada Kamis bahwa Moskow memiliki kekuatan untuk menempatkan negara adidaya terkemuka di dunia di tempatnya dan menuduh Barat memicu plot Russophobic liar untuk menghancurkan Rusia.
Dmitry Medvedev, yang menjabat sebagai presiden dari 2008 hingga 2012 dan sekarang menjadi wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia, mengatakan Amerika Serikat telah memicu Russophobia "menjijikkan" dalam upaya untuk memaksa Rusia bertekuk lutut.