Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

TERKINI SUBANG: Danu Bongkar Peran Wahyu, Polisi Diyakini Punya Target Pelaku Subang Akan Terungkap?

Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang hingga kini masih menjadi teka-teki.

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
kolase
Danu dan Yoris, para saksi kunci pembunuhan terhadap Tuti dan Amalia. 

TRIBUN-BALI.COM, SUBANG Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang hingga kini masih menjadi teka-teki.

Pada kasung Subang Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu harus menjadi korban dari tangan-tangan keji pelaku.

Hingga kini belum diketahui alasan Tuti dan Amalia dibunuh, bahkan pihak kepolisian pun belum berhasil mengungkap sosok pelaku Subang.

Sedangkan, kabar terbaru dari kasus Subang adalah, salah satu saksi kunci yang juga merupakan kerabat dari korban pun membeberkan hal mengejutkan.

Muhammad Ramdanu alias Danu menjelaskan permasalah salah satu saksi bernama Wahyu.

Lewat Kanal YouTube Freddy Sudaryanto Sport, dirinya menyampaikan pertanyaan banyak netizen soal mengapa Danu kini semakin jarang bikin konten.

Dalam video tersebut,  Danu membeberkan peran salah satu saksi yakni Wahyu.

Dijelaskan, sehari setelah pembunuhan itu terjadi atau tanggal 19 Agustus 2021 pagi dia berada di pos ronda.

Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG: Polisi Sudah Punya Target Pelaku Pembunuhan Tuti dan Amalia, Siapa?

Setelah itu dia turun ke rumah bibinya, Wak Lilis.  Di rumah Lilis itu lah dia bertemu Yoris Raja Amanullah, anak korban Tuti Suhartini.

Saat itu Yoris memerintahkan Danu menjaga TKP atau rumah sang ibu. Mendapat tugas itu, Danu langsung meminta ada yang menemaninya.

"Setelah kang Yoris katakan seperti itu. (Saya bilang) A; boleh gak sama pak wahyu. Ya sok ae nu," ujar Danu menirukan ucapan Yoris yang membolehkan dia mengajak Wahyu untuk ikut menjaga TKP dikutip Tribun-Bali.com dari Surya.co.id pada Jumat 18 Maret 2022 dalam artikel berjudul TERBARU KASUS SUBANG: Danu Blak-blakan Peran Saksi Wahyu dan Alasannya Sempat Vakum dari Youtube.

Saat Danu menuju ke TKP, dia melihat Wahyu menuju ke rumah Lilis yang saat itu masih ada Yoris.

Tiba di TKP, Danu awalnya mau memarkir motornya di depan rumah Tuti, namun karena kondisinya miring akhirnya dia parkir di SMA Jalancagak.

Setelah memarkir motor di SMA Jalancagak, Danu langsung menuju ke warung serabi di dekat TKP untuk sarapan.

Selesai sarapan dia menuju ke depan SMA lagi untuk memantau situasi hingga pukul 12.00 WIB.

Setelah itu datanglah oknum banpol yang meminta dia untuk masuk ke TKP guna membersihkan bak mandi.

Disinggung keberadaan Kosasih dan Opik yang juga berada di depan SMA Jalancagak, Danu mengaku tak tahu siapa yang menyuruhnya.

Baca juga: TERKINI SUBANG: Kriminolog Nilai Tim Khusus Akan Memperlambat Pengungkapan Kasus, Ini Alasannya

Dia hanya mengakui jika cuma Wahyu yang diminta dia untuk menemani.  Sebelumnya, Wahyu sempat dikabarkan menghilang.

Bahkan tim kuasa hukum Yosef mencurigai Wahyu karena tiba-tiba mengundurkan diri sebagai kepala SMK Bina Prestasi Nasional.  

Wahyu juga sudah diminta keterangan polisi dalam kasus ini. Terakhir, Wahyu kembali diperiksa pada 30 November 2021 di Polres Subang bersama dengan dua saksi lainnya.

Wahyu saat itu diperiksa bersama Opik dan Kosasih.

Pembentukan Tim Khusus Dinilai Memperlambat Kasus

Kriminolog dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Yesmil Anwar mengatakan pembentukan Tim Khusus yang diturunkan Polda Jabar untuk mengungkap Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang dinilai memperlambat kasus.

Polda Jabar diketahui menurunkan tim khusus untuk mengungkap kasus tersebut.

Namun, menurut Yesmil, hal tersebut bukannya mempercepat proses mengungkapkan malahan memperlambat kasus.

"Karena belum tentu tim khususnya bekerja dengan maksimal, karena sering kali tim khusus banyak juga pekerjaan-pekerjaan lain.

Yang penting kembali lagi melakukan penyelidikan dan penyidikan secara serius apakah oleh tim khusus atau lainnya," ungkapnya dikutip Tribun-Bali.com dari Kompas.com pada Kamis, 17 Maret 2022 dalam artikel berjudul Kriminolog: Kalau Sudah Ada Sketsa Wajah, Berarti Ada Target

Dengan belum terungkapnya kasus tersebut, Yesmil pun mengaku kecewa dengan pihak kepolisian.

Baca juga: KASUS SUBANG: Polisi Tak Jawab Soal Danu Bersihkan TKP Pembunuhan, Ini Alasannya

"Ya agak kecewa, profesionalitas polisi tidak maksimal, terlalu banyak statement tapi kemajuannya lambat" kata pakar hukum pidana ini.

Bukan itu saja, Yesmil juga meminta pihak kepolisian untuk tidak banyak membuat pernyataan.

Sebab, itu akan memperkeruh dan menurunkan wibawah.

"Jadi kerja saja sebaik mungkin, lalu kalau memang sangat jelas baru umumkan," ujarnya.

Belum terungkapnya kasus ini, kata Yesmil, profesionalitas polisi perlu ditingkatkan.

"Jadi lebih baik polisi untuk irit berbicara, karena bisa menurunkan profesionalitasnya," pungkasnya.

Jika Sketsa Telah Disebar Polisi Seharusnya Punya Terduga Pelaku

Sebelumnya, pihak kepolisian telah merilis sketsa pelaku wajah terduga kasus pembunuhan Ibu dan Anak di Subang.

Sketsa tersebut pun dibuat oleh tim Inafis Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, dan disebar di seluruh penjuru Indonesia.

Menurut Yesmil, jika dikeluarkan sketsa wajah terduga pelaku, maka polisi seharusnya sudah memiliki target pelaku.

"Kalau sudah ada sketsa wajah, ya berarti sudah ada target," kata Yesmil.

Menurut Yesmil, harusnya hal tersebut menjadi lebih mudah apabila menggunakan forensic digital.

Namun, ia menduga data yang disimpan dalam file polisi mungkin belum lengkap.

"Harusnya kemampuan teknologinya dipertinggi, dan kemampuan analisinya juga," ujarnya.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved