Human Interest Story

Kisah Tut Jepun Sukses Bisnis Kuliner di Jembrana, Putus Sekolah dan Gagal Jadi Perbekel

Pria 49 tahun ini bergerak di bidang kuliner atau masakan khas Bali yang warungnya cukup terkenal di pusat kota Negara.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana
WARUNG JEPUN - Ketut Suartama alias Tut Jepun pemilik warung makan Jepun di Jembrana, Senin (21/3). Tut Jepun terus bertahan dengan bisnis kuliner di masa pandemi. 

Karena 12 orang karyawannya, mulai tukang masak sampai tukang cuci piring, peracik bumbu dan pelayan masih bertahan.

Meskipun dia tidak menampik, bahwa penurunan omzet sampai 50 persen.

Dari yang biasanya bisa mencapai Rp 7-10 juta per hari.

Saat ini, hanya Rp 4-5 juta per hari.

“Dalam situasi pandemi, omzet saya itu cuma bersyukur. Yang penting kami bisa bertahan mempertahankan karyawan. Kemudian kewajiban di bank bisa dibayar. Itu saja,” katanya.

Warung Jepun menjual masakan khas Bali, nasi, ikan segar dan pepes ikan khas Bali, yang kemudian karena cita rasanya cocok untuk semua lidah, maka dirinya kembali membuka di Denpasar.

Warung Jepun kedua dibuka di Renon. Dia juga membuka usaha lainnya untuk anak-anaknya, seperti cuci mobil dan pembuatan taman atau landscape.

Baca juga: Harga Ayam Broiler di Jembrana Turun Jadi Rp 18.500 Per Ekor, Ayam Kampung Rp 35 Ribu

Baca juga: Rincian Harga Kebutuhan Pokok Nasional Jelang Ramadhan

Baca juga: RINCIAN Harga Minyak Goreng di Aplikasi Happy Fresh, Sayurbox, Tokopedia Hingga Shopee

“Pada intinya saya melakukan semua ini, karena saat itu semuanya saya serba kurang dan mencari cara bagaimana bisa lebih. Lebih dari yang sebelumnya. Dan menjadi pebisnis pada dasarnya adalah bekerja tulus dan melayani sebaik-baiknya kepada pembeli,” katanya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved