Berita Nasional

Akal Bulus Bos Trading Fahrenheit Gaet Korbannya, Gunakan Slogan D4: Duduk, Diam, Dapat Duit

Berikut ini adalah cara bos robot trading Fahrenheit gaet korbannya untuk menginvestasikan uangnnya

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Karsiani Putri
KOMPAS.com/Tria Sutrisna
Jajaran Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menunjukkan barang bukti hasil penangkapan empat tersangka robot trading Fahrenheit di Mapolda Metro Jaya, Selasa, 22 Maret 2022. 

TRIBUN-BALI.COM ­– Bos Robot Trading Fahrenheit telah resmi ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian.

Hendry Susanton telah resmi ditetapkan sebagai tersangka setelah sebelumnya sempat menjadi buron.

Penangkapan bos Robot Trading Fahrenheit ini pun usai Polda Metro Jaya menangkap empat orang pelaku yang terlibat sebagai pelaku tindak investasi bodong dengan robot trading Fahrenheit ini.

Baca juga: KRONOLOGI Bos Robot Trading Fahrenheit Ditangkap, Buat Korban Margin Call Mendadak, Rugi Rp5 Triliun

Baca juga: Bos Robot Trading Fahrenheit Ditangkap Polisi, 300 Korban di Bali Merugi hingga Rp 5 Triliun

Baca juga: Deretan Konglomerat Pemilik Perusahaan Minyak Goreng yang Masuk Daftar 10 Orang Terkaya RI

Adapun keempat pelaku tersebut berinisial D, IL, DB, dan MF.

Dilansir Tribun-Bali.com dari Kompas.com pada Rabu, 23 Maret 2022 dalam artikel berjudul Bos Robot Trading Fahrenheit Hendry Susanto Ditangkap, Langsung Ditahan Bareskrim Polri, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis, mengatakan, tiga orang pelaku ditangkap di kawasan Taman Anggrek, Jakarta Barat.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Brigjen Whisnu Hermawan.

Baca juga: KRONOLOGI Bos Robot Trading Fahrenheit Ditangkap, Buat Korban Margin Call Mendadak, Rugi Rp5 Triliun

"Iya sudah ditahan. Hendry ada di Rutan Bareskrim," ujar Whisnu saat dikonfirmasi Kompas TV, Kamis, 24 Maret 2022.

Modus Hendry Susanto Gaet Korban

Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Auliansyah Lubis pun mengungkapkan cara Hendry Susanto menggaet calon korbannya untuk menginvestasikan uangnya di trading Fahrenheit.

Hendry Susanto dan kawan-kawan mengiming-imingi calon anggota dengan slogan D4, "Duduk, Diam, Dapat Duit".

"Para pelaku dalam merekrut member robot trading ini memiliki slogan D4. D4 itu 'Duduk Diam Diam dapat Duit'," terangnya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa 22 Maret 2022, dikutip Tribun-Bali.com dari Tribunnews.com pada Kamis, 24 Maret 2022 dalam artikel berjudul Sosok Hendry Susanto, Bos Investasi Bodong Fahrenheit yang Ditangkap, Rugikan Korban hingga Rp5 T.

"Karena slogan ini member termotivasi dan yakin bisa mendapatkan uang secara cepat. Jadi masyarakat mungkin merasa yakin menempatkan uangnya yang jumlahnya besar di robot trading ini," ungkapnya.

Dari kasus investasi bodong robot trading Fahrenheit, polisi telah menyita sejumlah aset, diantaranya adalah mobil mewah, seperti Lexus dan Toyota Fortuner.

Dua mobil itu disita dari sebuah apartemen di kawasan Jakarta Barat, Senin, 21 Maret 2022 malam.

Kedua mobil itu dipasangi garis polisi dan dilabeli barang bukti.

"BB Perkara Fahrenheit," tulis stiker label pada kedua kendaraan tersebut.

Baca juga: Kasus Robot Trading Fahrenheit Rugikan Korban Ratusan Miliar di Bali Ditangani Mabes Polri

Korban di Bali Merugi Total Rp 5 Triliun

Korban kasus penipuan robot trading Fahrenheit mendatangi Mapolda Bali, tujuh dari 300 orang di Bali yang merasa dirugikan melaporkan kasus tersebut pada Senin 14 Maret 2022.

Dua korban dari tujuh orang yang melaporkan kasus penipuan tersebut yakni Beni Kurniawan dan Murni Wiati didampingi beberapa korban lainnya.

Tujuh orang tersebut datang mewakili ratusan nasabah yang merasa dirugikan akibat robot trading Fahrenheit dari perusahaan PT FSP Akademi Pro.

Tak main-main, beberapa nasabah tersebut ada yang mengalami kerugian dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah dengan nilai kerugian dari korban yang ada di Bali mencapai ratusan miliar rupiah.

Syamsi menjelaskan, kasus tersebut ditangani tim Siber Mabes Polri karena korbannya ada dari berbagai daerah di Indonesia, bukan hanya Bali saja.

"Terkait kasus investasi bodong karena korbannya ada di berbagai daerah di Indonesia penanganannya di Siber Mabes Polri. Wilayah menerima laporan/pengaduannya selanjutnya dilaporkan ke pusat dan prosesnya di Mabes," jelas Kabid Humas Polda Bali saat dikonfirmasi Tribun Bali, Kamis, 17 Maret 2022.

Adapun menurut keterangan pelapor, Beni dan Murni, perusahaan milik Hendry Susanto itu telah melakukan penipuan berkedok trading menggunakan robot.

"Kita sudah laporkan, mewakili 300 orang nasabah yang menjadi korban. Ada yang puluhan juta hingga ratusan juta," ujar Murni.

Sebelumnya, korban robot trading Fahrenheit ini mengatakan perusahaan PT FSP yang didirikan dari bulan Juli 2021 lalu ini tidak menuai masalah.

Nasabah Tiba-tiba Alami Margin Call

Namun secara tiba-tiba, nasabah mengalami margin call pada tanggal 18 Januari 2022 dengan alasan mengurus perizinan yang belum lengkap, dan tanggal 25 Februari 2022 nasabah bisa withdraw atau menarik modal.

"Tadinya ya aman-aman saja, trading setiap hari ada profit. Baru tanggal 18 Januari 2022 diberhentikan, alasannya mereka mengurus perizinan," terang Murni didampingi Beni.

"Tanggal 25 Februari 2022 mereka kemudian menjanjikan akan trading dan bisa WD (withdraw), menarik modal, ternyata tidak terjadi. Mereka tetap trading tapi kita tidak bisa withdraw," lanjut Murni.

Baru di tanggal 7 Maret 2022, nasabah mulai mengalami hal yang tidak diinginkan atau lebih tepatnya mulai kehilangan modal yang mereka investasikan.

Baca juga: Korban Investasi Salah satu Robot Trading Melapor ke Polda Bali, Ratusan Miliar Uang Nasabah Raib

Meskipun robot trading tetap masuk ke pasar, namun hasilnya membuat mereka kecewa akibat tidak ada hasil yang didapatkan.

"Malamnya, trading lagi tapi minus yang luar biasa dan itu terus menerus tidak stop sampai equity kita terkuras," ungkap Murni.

Murni dan Beni saat buka suara kepada awak media di lobi depan Gedung Ditreskrimsus Polda Bali pada Senin 14 Maret 2022 mengungkapkan, korban investasi bodong tidak hanya berjumlah 300, tapi lebih dari itu.

"Di Bali ini ada 300 orang yang menjadi korban, sedangkan untuk di seluruh Indonesia masih lebih dari itu. Total kerugian kalau dijumlahkan ada mencapai Rp 5 triliunan," tambahnya.

Sementara itu, Murni mengaku korban yang mengalami kerugian dan merasa tertipu dengan robot trading Fahrenheit kebanyakan dari korban yang kena PHK.

Ia pun berharap dengan kejadian ini dan setelah dilaporkan ke Ditreskrimsus Polda Bali, mereka berharap uang yang telah diinvestasikan bisa kembali.

"Tapi intinya itu, kita kan invest di trading lain juga. Jadi biar mereka tidak melakukan seperti yang Fahrenheit lakukan. Kalau sampai mereka melakukan, member seluruh Indonesia akan melawan," tegasnya.

Murni menuturkan, korban dari PT FSP Akademi Pro belum mengetahui pasti perizinan dari perusahaan itu, namun begitu saat ditanya mengenai kantor trading Fahrenheit itu, ia menjawab ada di wilayah Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

"Infonya ada di Kuta. Tapi kantor pusatnya ada di Jakarta," kata Murni.

Kasus yang menjerat ratusan korban ini, sebelumnya diajak oleh perusahaan dengan bermodalkan SIUO dan NPWP saja, ditambah dengan keanggotaan APLI di awal mereka berkenalan.

Baca juga: KRONOLOGI Bos Robot Trading Fahrenheit Ditangkap, Buat Korban Margin Call Mendadak, Rugi Rp5 Triliun

Baca juga: Deretan Konglomerat Pemilik Perusahaan Minyak Goreng yang Masuk Daftar 10 Orang Terkaya RI

Sedangkan dari kasus ini, sejumlah tempat yang di wilayah Indonesia seperti Jogjakarta, Surabaya, Medan dan beberapa lokasi lainnya juga sudah melaporkan kasus serupa.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved