Berita Gianyar

Viral Dipakai Pawang Hujan di MotoGP Mandalika, Ini Makna dan Fungsi Singing Bowl

Belakangan singing bowl kian ramai diperbincangkan, khususnya setelah pawang hujan, Rara viral di media sosial.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
AA Seri Kusniarti
Dewi saat menunjukkan singing bowl handmade dan machine made di Namaste The Spiritual Shop, Ubud, Gianyar.  

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Belakangan singing bowl kian ramai diperbincangkan, khususnya setelah pawang hujan, Rara viral di media sosial.

Tatkala ia melakukan prosesi nerang (menghilangkan hujan) di Mandalika, Lombok dalam ajang MotoGP Mandalika 2022.

Lalu apa sejatinya singing bowl ini, dan seperti apa fungsi serta maknanya?

Berdasarkan penelusuran Tribun Bali, beberapa toko yang menjajakan singing bowl berada di wilayah Ubud, Gianyar, Bali. 

Baca juga: TAK CUMA Pawang Hujan, Mbak Rara Juga Selalu Bawa Kartu Tarot, Ramal Pihak Nakal Di Sebuah Acara

Baca juga: HPPNP Gelar Diskusi Tentang Persiapan Pariwisata Hingga Air Bersih di Nusa Penida

Baca juga: Presiden RI Joko Widodo Apresiasi Kesiapan Kendaraan Listrik PLN untuk Perhelatan G20 

Salah satunya adalah Namaste The Spiritual Shop, Jalan Hanoman No.64, Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar

Dewi, karyawan Namaste The Spiritual Shop, menjelaskan bahwa singing bowl ini bukanlah mangkuk sembarangan.

Sebab singing bowl, ditempa dari lima sampai tujuh bahan metal.

Diantaranya, copper, bronze, tin, gold, silver, dan lainnya.

Uniknya lagi, bahan-bahan metal ini ada yang ditempa secara manual.

Sehingga harganya lebih mahal dibandingkan yang dibuat dengan mesin. 

Baca juga: Luh Rusmiati Sulap Kertas Bekas Jadi Produk Kerajinan, Produknya Terjual Hingga ke Jepang & Afrika

Baca juga: Presiden RI Joko Widodo Apresiasi Kesiapan Kendaraan Listrik PLN untuk Perhelatan G20 

"Kalau yang dibuat handmade itu kisaran Rp 4 juta ke atas," sebutnya kepada Tribun Bali, Jumat, 25 Maret 2022.

Kemudian untuk singing bowl yang dicetak mesin, dibanderol mulai Rp 600 ribuan ke atas.

Fungsi dan maknanya juga berbeda-beda.

Untuk meditasi dan yoga, biasanya orang akan membeli singing bowl yang berisi mantra. 

Perbedaan harga, karena handmade lebih banyak membutuhkan waktu dan tenaga, serta keahlian.

Sehingga harganya lebih mahal, dibandingkan singing bowl yang terbuat dari mesin. 

"Mantra itu artinya adalah untuk keselamatan dan kesehatan," jelasnya.

Kemudian untuk singing bowl yang polos, dengan bentuk kecil berwarna gold biasanya digunakan untuk SPA.

Agar orang-orang ketika SPA, bisa merasakan rileksasi dan ketenangan jiwa. 

Lalu ada yang besar, biasanya untuk upacara atau ritual tertentu.

Sejatinya suara singing bowl ini, memberi vibrasi positif dan ketenangan jiwa.

Sehingga biasa digunakan, bukan hanya untuk meditasi ataupun SPA.

Namun juga kini banyak digunakan oleh praktisi-praktisi spiritual, seperti pemangku, balian, bahkan pawang hujan seperti Rara. 

Sebab dari beberapa video yang beredar di sirkuit Mandalika, terlihat Rara saat beraksi meredakan hujan sembari membunyikan singing bowl di tangannya.

Beberapa foto yang beredar di media sosial dan media massa pun, memperlihatkan singing bowl tidak pernah jauh dari sosok Rara. 

Sejauh ini, singing bowl masih diekspor dari Tibet, Nepal.

Sehingga dikenal dengan sebutan Tibetan singing bowl.

Kini di beberapa ritual Hindu pun, kerap pula dihadirkan singing bowl ini.

Disandingkan dengan suara genta, yang juga memberikan vibrasi positif dari alam semesta. 

Dewi menyebutkan, bahwa selain perusahaan banyak pula pribadi perseorangan yang membeli singing bowl ini.

Bukan untuk koleksi, namun mereka membelinya untuk membantu tatkala sedang meditasi.

Guna membantu memusatkan pikiran. 

"Pembelinya saat ini kebanyakan dari tamu asing, karena kan kebetulan wilayah Ubud adalah wilayah pariwisata," katanya.

Baca juga: Luh Rusmiati Sulap Kertas Bekas Jadi Produk Kerajinan, Produknya Terjual Hingga ke Jepang & Afrika

Baca juga: Presiden RI Joko Widodo Apresiasi Kesiapan Kendaraan Listrik PLN untuk Perhelatan G20 

Sedangkan untuk lokal, kebanyakan pembeli datang dari perusahaan SPA atau massage.

Serta dari pribadi-pribadi yang menekuni dunia spiritual. 

Dewi mengaku, bahwa sebelum pandemi toko tersebut mengambil cukup banyak stok singing bowl dari Nepal.

Hanya saja setelah pandemi, karena sepi maka orderan dibatasi.

"Kebanyakan tamu Eropa yang membelinya," ujarnya.

Baca juga: Presiden RI Joko Widodo Apresiasi Kesiapan Kendaraan Listrik PLN untuk Perhelatan G20 

Baca juga: Luh Rusmiati Sulap Kertas Bekas Jadi Produk Kerajinan, Produknya Terjual Hingga ke Jepang & Afrika

Dahulu, kata dia, setiap hari ada saja yang membeli. Namun kini dalam kurun waktu tiga bulan sekali, baru bisa order ke Nepal.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved