Info Kesehatan
Mengenal Penyakit Alopecia yang Diderita Istri Will Smith hingga Alami Kebotakan
Istri Will Smith tengah mengidap penyakiy Alopecia yang menyebabkan rambutnya rontok hingga menyebabkan kebotakan. Apa itu Alopecia?
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mengenal Penyakit Alopecia yang Diderita Istri Will Smith hingga Alami Kebotakan
Momen mengejutkan terjadi di panggung Oscar 2022.
Baca juga: JUARA SWISS OPEN 2022 Jadi Kado Manis Kebangkitan Jojo dan Fajar/Rian, Akhiri Puasa Gelar 2 Tahun
Komedian Chris Rock yang didapuk sebagai pembaca nominasi, melontarkan lelucon mengenai istri Will Smith, Jada Smith yang tampil botak ke Oscar.
Tentu, hal tersebut membuat Will yang sempat tertawa menjadi emosi, hingga naik ke panggung dan menampar Chris.
Diketahui, Istri Will Smith tengah mengidap penyakit Alopecia yang menyebabkan rambutnya rontok hingga menyebabkan kebotakan.
Dilansir kompas, Alopecia areata terjadi ketika sistem imun menyerang folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut, sehingga mengakibatkan kerontokan rambut dan kebotakan.
Kerontokan rambut akibat alopecia areata kerap membentuk pola kecil yang mungkin tidak terlalu terlihat.
Meskipun demikian, pola kecil ini mungkin saling terhubung dan kemudian menjadi semakin besar hingga penderita menyadarinya.
Tidak hanya menyebabkan kerontokan rambut pada kulit kepala, alopecia areata juga dapat terjadi pada alis, bulu mata, wajah, serta bagian tubuh lainnya.
Kondisi tersebut juga dapat berkembang secara bertahap dan berulang setelah bertahun-tahun lamanya.
Jenis
Terdapat beberapa jenis alopecia areata, di antaranya:
Alopecia areata (patchy)
Merupakan alopecia areata dengan pola kerontokan rambut menyerupai koin, seperti bulat atau oval, dan sering terjadi pada kulit kepala, alis, dan bulu mata
Alopecia totalis
Baca juga: 5 Weton Pria Ini Dikenal Sangat Pintar Cari Uang, Mereka Dinaungi oleh Cakra-cakra Rezeki
Merupakan kerontokan rambut yang terjadi pada seluruh bagian kepala yang mengakibatkan penderita mengalami kebotakan pada seluruh bagian kepala
Alopecia universalis
Merupakan kerontokan rambut yang terjadi pada seluruh bagian tubuh yang ditumbuhi rambut
Alopecia areata tidak menular dan dapat menyerang siapa pun.
Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa sebelum berusia 30 tahun.
Selain kerontokan rambut, beberapa penderita alopecia areata juga memiliki kelainan pada kuku tangan dan kaki, misalnya lubang-lubang kecil pada permukaan kuku.
Alopecia areata bukanlah penyakit yang menyakitkan atau menyebabkan penderitanya sulit bergerak.
Namun, kondisi ini menyebabkan perubahan pada penampilan seseorang yang dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri.
Selain itu, alopecia areata juga dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, atau masalah emosional lainnya hingga memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Gejala Dikutip dari WebMD, berikut beberapa gejala utama alopecia areata:
- Muncul bercak atau pola botak kecil pada kulit kepala atau bagian tubuh tubuh lainnya
- Bercak atau pola kecil akibat kerontokan mungkin menjadi lebih besar dan berkembang menjadi kebotakan
- Rambut tumbuh kembali di satu tempat tetapi diikuti kerontokan pada bagian lain
- Kehilangan banyak rambut dalam waktu singkat
- Rambut mengalami kerontokan yang lebih banyak ketika cuaca dingin
- Kuku jari tangan dan kaki menjadi merah, rapuh, dan berlubang.
Penyebab
Merangkum situs Healthline dan DermNet NZ, alopecia areata disebabkan oleh gangguan autoimun.
Baca juga: Segera Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka Kembali, Berikut Capaian Vaksinasi Anak di Bali
Sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut.
Kondisi ini memicu keluarnya sitokin proinflamasi dan kemokin yang mengakibatkan folikel mengecil dan berhenti memproduksi rambut sehingga terjadi kerontokan dan kebotakan.
Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan sistem imun menyerang dan merusak folikel rambut.
Namun, beberapa kondisi berikut diduga menjadi penyebab alopecia areata:
Infeksi virus
Trauma
Perubahan hormon
Stres emosional (psikis) atau fisik.
Faktor Risiko
Menurut American Academy of Dermatology, meskipun alopecia areata dapat menyerang siapa pun, tetapi beberapa kondisi berikut meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini:
- Memiliki orang tua atau kerabat dekat yang menderita alopecia areata
- Menderita penyakit berikut:
- Asma
- Dermatitis (eksim) atopik
- Penyakit tiroid
- Vitiligo
- Sindrom Down atau Down syndrome
- Menjalani pengobatan kanker dengan mengonsumsi obat nivolumab pada metode imunoterapi.
- Perawatan
Merangkum dari Medical News Today dan American Academy of Dermatology, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan alopecia areata.
Baca juga: 5 Weton Pria Ini Dikenal Sangat Pintar Cari Uang, Mereka Dinaungi oleh Cakra-cakra Rezeki
Penanganan alopecia areata bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan rambut dan membantu penderita menerima kondisinya.
Beberapa penanganan yang dapat diberikan, meliputi:
Obat-obatan
Pada sebagian kasus, kerontokan rambut dan kebotakan akibat alopecia areata dapat tumbuh kembali dengan sendirinya.
Meskipun demikian, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang dapat merangsang pertumbuhan rambut, seperti:
Kortikosteroid
Digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut dan menekan sistem kekebalan tubuh yang tersedia dalam bentuk suntikan, oles, atau tablet.
Suntikan kortikosteroid biasanya diberikan pada pasien dewasa setiap 4 hingga 8 minggu sekali yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
Sementara bagi pasien anak-anak, dokter akan meresepkan kortikosteroid dalam bentuk obat oles untuk dioleskan pada area yang mengalami kebotakan.
Sedangkan, kortikosteroid tablet akan diresepkan bagi penderita alopecia areata dengan area kebotakan yang luas.
Minoksidil
Merupakan obat yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut dan mengatasi kebotakan.
Obat ini digunakan dengan cara dioleskan pada area tubuh yang mengalami kerontokan rambut atau kebotakan, seperti kulit kepala, janggut, dan alis.
Minoksidil dapat membantu mempertahankan pertumbuhan rambut setelah pasien berhenti menggunakan kortikosteroid.
Obat ini juga memiliki efek samping yang cukup kecil sehingga aman jika diberikan pada pasien anak-anak.
Anthralin
Obat ini digunakan dengan cara dioleskan pada area kebotakan dan didiamkan sesuai anjuran dokter, lalu bilas hingga bersih.
Anthralin mengatasi kebotakan dengan mengiritasi kulit untuk memicu pertumbuhan kembali rambut.
Imunoterapi topikal
Imunoterapi topikal bertujuan untuk mengubah sistem imun sehingga berhenti menyerang folikel rambut.
Prosedur ini menggunakan bahan kimia yang dioleskan pada area kebotakan untuk memicu reaksi berupa ruam.
Ruam tersebut dapat memicu pertumbuhan rambut baru dalam waktu enam bulan.
Baca juga: ZODIAK BESOK Selasa 29 Maret 2022: Aquarius Berpikir Jernih, Pisces Tenang, Libra Gemini Beruntung
Namun, pasien harus tetap menjalani perawatan ini guna mempertahankan pertumbuhan rambut.
Terdapat beberapa perawatan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerontokan rambut, di antaranya:
- Gunakan rambut palsu, topi, syal, dan tabir surya untuk melindungi kulit pada area kebotakan dari paparan sinar matahari
- Gunakan kacamata atau bulu mata palsu guna melindungi mata dari debu dan paparan sinar matahari secara langsung akibat kebotakan pada alis dan bulu mata
- Mencukur rambut kepala atau jenggot agar kebotakan tampak merata.
Konseling
Alopecia areata dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri dan menyebabkan penderitanya mengalami gangguan emosional.
Maka dari itu, penderita alopecia areata mungkin memerlukan bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Melalui sesi konseling bersama psikolog atau psikiater, penderita dapat mengatasi krisis kepercayaan diri, gangguan kecemasan, dan gangguan emosional lainnya.
Komplikasi
Menurut Very Well Health, berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat alopecia areata:
- Kebotakan
- Krisis kepercayaan diri
- Depresi
- Gangguan kecemasan.
Pencegahan
Dirangkum dari situs American Academy of Dermatology dan Healthline, alopecia areata cukup sulit dicegah karena tidak diketahui secara pasti penyebabnya.
Baca juga: Ada Mayat Bayi di Tas Belanja Biru, Ditemukan di Selokan Jalan Suradipa Denpasar
Namun, beberapa cara berikut diduga dapat membantu mencegah komplikasi atau membantu selama masa pemulihan:
Kelola stres dengan metode yang tepat, seperti dengan meditasi, yoga, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan Lakukan pemeriksaan secara rutin sesuai anjuran dokter guna mendeteksi dini kemungkinan komplikasi Bergabung dengan komunitas agar tidak merasa kesepian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
