Berita Denpasar

Makna Hari Suci Pagerwesi dan Upakaranya Dalam Hindu Bali

Hari ini tepat pada Rabu Kliwon Sinta, 30 Maret 2022 adalah hari suci Pagerwesi. Dalam lontar Sundarigama, dijelaskan bahwa

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/Putu Supartika
Pelaksanaan persembahyangan Pagerwesi di Pura Jagatnatha Denpasar, Rabu, 30 Maret 2022 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari ini tepat pada Rabu Kliwon Sinta, 30 Maret 2022 adalah hari suci Pagerwesi.

Dalam lontar Sundarigama, dijelaskan bahwa pada hari ini diyakini sebagai hari suci bagi Bhatara Paramestiguru melakukan yoga.

Diiringi bersama para dewata Nawa Sanga, guna menjaga kesuburan dan kesejahteraan segenap makhluk dan alam semesta.

Baca juga: PTM di Denpasar Mulai 1 April 2022, Kapasitas Siswa Menyesuaikan dengan Kesiapan Sekolah

Baca juga: Jelang Ramadhan, Pertamina Prediksi Akan Ada Kenaikan Penggunaan BBM, LPG & Avtur

Baca juga: PTM di Denpasar Mulai 1 April 2022, Kapasitas Siswa Menyesuaikan dengan Kesiapan Sekolah

Oleh sebab itu, umat Hindu disarankan melakukan persembahyangan di sanggah kamulan.

Serta membuat sesajen berupa daksina, suci, pras, panyeneng, sasayut pancalingga, penek, ajuman, dan raka-raka wangi-wangi lengkap.

Sesajen ini kemudian dihaturkan kepada Sang Panca Mahabhuta di halaman sanggah.

Terdiri dari segehan warna, sesuai dengan neptu arah mata angin.

Kemudian sesajen yang ditujukan untuk manusia, terdiri atas sasayut pageh urip, prayascita, serta segehan agung satu tanding.

Dalam Sundarigama, dijelaskan pula makna sasayut pageh urip dan prayascita ini dalam perayaan Pagerwesi adalah untuk kian memperteguh iman manusia.

Hal itu dijelaskan pula oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti.

Sesuai dengan kata Pagerwesi, dari kata pagar (pageh) dan wesi atau besi.

Bahwa Pagerwesi, secara filosofi juga untuk kian memagari diri dan ilmu pengetahuan yang telah didapat saat Saraswati.

Sehingga apa yang didapat kian terpatri di dalam diri.

Sebelum hari suci Pagerwesi, umat Hindu sudah merayakan hari suci Saraswati, Soma Ribek, dan Sabuh Mas.

Dijelaskan dalam Sundarigama, pada perayaan Soma Ribek, umat Hindu diharapkan mencapai kearifan, kelembutan, keramahan, dan kebijakan sesuai sifat soma itu sendiri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved