Berita Gianyar
Soal Rencana Kenaikan Harga BBM Per 1 April 2022, Nelayan di Gianyar Tanggapi Santai
Nelayan di Kabupaten Gianyar, Bali selama ini sangat tergantung terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk melaut.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Nelayan di Kabupaten Gianyar, Bali selama ini sangat tergantung terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk melaut.
Sebab mesin perahu mereka mengandalkan bahan bakar, seperti pertalite dan pertamax.
Meski demikian, para nelayan di Kabupaten Gianyar masih belum menunjukkan tanda keberatan atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM per 1 April 2022.
Diduga kondisi tersebut tak terlepas dari aktivitas melaut mereka, yang hanya melaut ketika tangkapan sedang bagus.
Ketika paceklik ikan, mereka memilih bekerja di bidang lain. Misalnya sebagai buruh bangunan.
Baca juga: Terbukti Lakukan Korupsi LPD Belusung Gianyar, Puspawati Hanya Divonis 4 Tahun Penjara
Ketua Kelompok Nelayan Lebih, Made Ana, Kamis 31 Maret 2022 mengatakan, sampai saat ini, di kelompok nelayannya terdapat 198 orang nelayan.
Dari total tersebut, 60 persen aktif, dan sedangkan yang 40 persen baru melaut saat ikan tangkapan melimpah guna mengektivitaskan BBM.
"Sampai saat ini, nelayan pantai Lebih masih melaut dengan normal," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, jikapun nanti pihaknya melaut dengan harga BBM naik, maka cara untuk menstabilkan biaya operasional, pihaknya akan menaikkan harga hasil tangkapan. Dan, memperhitungkan kondisi keberadaan tangkapan.
"Kalau harga BBM naik, ya, terpaksa kami juga menaikkan harga ikan, hal tersebut sudah biasa. Menyesuaikan biaya operasional," ujarnya.
Tokoh Nelayan Pantai Gumicik, Sukawati, I Wayan Puja juga mengatakan hal demikian.
Kata dia, jika harga BBM naik, kemungkinan para nelayan di Gumicik akan mengubah sistem melaut.
Baca juga: Miliki Ombak Besar, Pantai Gumicik Gianyar Cocok Bagi Surfer
Di mana, jika terjadi kenaikan harga bahan bakar, maka pihaknya akan memperpendek jarak tempuh, dan hanya melaut ketika tangkapan sedang bagus. Selain itu, tentu akan ada penyesuaian harga jual hasil tangkapan.
"Jika harga bahan bakar naik, maka kami akan memperpendek jarak tempuh, dan menyesuaikan dengan kondisi ikan di laut," ujarnya.
Lalu, apakah saat ini nelayan Gumicik masih melaut dengan normal, Puja mengatakan kebetulan sejak beberapa hari lalu, para nelayan Gumicik tengah tidak melaut karena sedang adat kegiatan adat.
Namun seharusnya, saat ini nelayan sedang panen. Sebab kondisi gelombang sedang tenang.
"Harusnya sekarang lagi panen, karena cuaca sedang bagus. Tapi karena sedang ada kegiatan adat, jadi nelayan di sini sedang tidak melaut," ujarnya. (*)
Berita lainnya di Berita Gianyar
