Berita Denpasar

Puluhan Warga Geruduk Gedung PHDI, Tolak Sampradaya Hingga Burujung Penyegelan

Puluhan Warga Geruduk Gedung PHDI, Tolak Sampradaya Hingga Burujung Penyegelan

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Harun Ar Rasyid
ist
Sekelompok orang berpakaian adat Bali menyeruduk Kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali di Jalan Ratna, Desa Tonja, Denpasar Utara, Pada Jumat 8 April 2022. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sekelompok orang berpakaian adat Bali menyeruduk Kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali di Jalan Ratna, Desa Tonja, Denpasar Utara, Pada Jumat 8 April 2022.

Kedatangan puluhan warga yang tergabung dalam kelompok Taksu Bali ini datang untuk menyampaikan aspirasi dan menolak adanya Sampradaya.

Penolakan ini juga sehubungan dengan acara Lokasabha PHDI Bali yang diselenggarakan di Puspem Kabupaten Badung untuk pemilihan pengurus baru.

Mengenai aksi demo yang diadakan sekelompok warga itu, Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Made Uder pun turun tangan dan melaksanakan pengamanan para simpatisan atau pendemo yang telah turun sejak pukul 11.30 wita.

"Kami turun langsung ke lapangan dan mengamankan situasi agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan," ujar Kompol Made Uder, Jumat 8 April 2022.

Baca juga: Para Pelaku Pariwisata Sambut Baik Penerbangan dari Australia ke Bali yang Bertambah

Baca juga: Hindari Penumpukan Ketika Lebaran, Pos Vaksinasi Booster di Jembrana Direkayasa Seperti Ini

Baca juga: Irfan Jaya jadi Pemain Bali United yang Dipanggil Timnas untuk Sea Games Hanoi, Ini Komentar Teco

Lanjut Made Uder, aksi yang dilakukan Taksu Bali melibatkan setidaknya ada 97 orang, sedangkan dari pihak kepolisian yang diturunkan hanya sebanyak 48 personil dari Polresta Denpasar dan Polsek Denpasar Utara serta Polda Bali.

"Ini dari kelompok Taksu Bali yang mungkin kontra dengan Sampradaya," terangnya.

Dalam aksi ini, simpatisan menampilkan pertunjukan Calonarang dengan maksud untuk meminta pihak PHDI Bali bisa berbenah melihat suatu kebenaran tentang Ajeg Bali.

Mereka juga meminta agar kepengurusan bisa merombak sistem dan tidak mengakui adanya Sampradaya.

Dari aksi ini, warga bahkan sampai membuat aksi penyegelan dibagian pagar kantor PHDI Bali menggunakan tali kuning yang mirip garis polisi (Police Line).

Namun mengenai hal itu, Kompol Made Uder memastikan tali tersebut bukanlah garis polisi, melainkan tali biasa.

"Bukan police line, hanya tali kuning mirip aja. Kami sudah cek, tidak ada tulisan polisinya," tambahnya.

Pendemo dalam aksinya, hanya berlangsung selama setengah jam atau 30 menit saja, selanjutnya mereka membubarkan diri.

Sementara itu Kompol I Made Uder pun berharap semua pemangku kebijakan bisa sama-sama duduk bersama dan membahas masalah bersama agar tidak terjadi perseturuan.

"Ya prinsipnya semua pihak hargai, kami berharap bisa menemukan keputusan bersama demi yang terbaik buat Bali.

Sehingga situasi Kamtibmas tidak bergejolak dan tetap kondusif. Apalagi nanti ada event internasional di Bali," turup I Made Uder.

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved