Berita Jembrana
24 Sampel Dagangan Takjil Buka Puasa di Kampung Loloan Jembrana Aman Dikonsumsi
24 Sampel Dagangan Takjil Buka Puasa di Kampung Loloan Jembrana Aman Dikonsumsi
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - 24 Sampel Dagangan Takjil Buka Puasa di Kampung Loloan Jembrana Aman Dikonsumsi.
Hidangan buka puasa atau jajanan sebagai takjil, tersaji lengkap di Kampung Loloan, Kelurahan Loloan Timur dan Barat, Kabupaten Jembrana, Bali.
Namun, pihak Loka Pom Buleleng tetap menggelar sidak atau pemantauan langsung di kawasan kampung muslim itu.
Hal itu dilakukan untuk menjamin kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat terbebas dari zat atau kandungan berbahaya lainnya.
“Dari 24 sampel yang kami ambil kemarin sore. Semuanya terjamin atau terhindar dari zat berbahaya,” ucap Kepala Loka Pom Buleleng Made Hery Bahari Hantana, Kamis 14 April 2022.
Baca juga: Tanpa SPNP dan Surat Vaksin Booster, 86 Cewek Cafe di Delod Berawah Jembrana Dijaring Satpol PP
Hery mengaku, 24 sampel itu diambil pada makanan dan minuman berbuka puasa yang langsung dilakukan uji tes di tempat.
Pihaknya melakukan satu per satu uji ke pedagang takjil di sepanjang Loloan Timur dan Barat bersama petugas Diskoperindag Jembrana.
Makanan dan minuman yang dicurigai diambil sampel dan diuji di mobil keliling yang sudah dibawa pihaknya.
Pihaknya mengetes apakah satu makanan yang diuji itu mengandung, seperti formalin, boraks, rhodamin B, pewarna tekstil, dan metanil Yellow.
“Ketika tidak ada satu pun kandungan di dalam makanan dari zat berbahaya itu, maka makanan sangat layak dikonsumsi. Dari 24 semuanya lolos dan layak konsumsi,” bebernya.
Ia menambahkan, meskipun tidak ditemukan takjil mengandung zat berbahaya.
Namun, pihaknya dan Koperindag Jembrana tetap memberi catatan kepada para pedagang.
Seperti halnya soal higienis makanan dan minuman yang dijual.
Masih banyak ditemukan takjil yang dijual tidak ditutup.
Sehingga rentan terkontaminasi debu dan kuman.
“Jadi kurangnya cuma masalah edukasi pada higienis saja. Selebihnya tidak ada. Cuma perlu dibina dan edukasi,” imbuhnya.
(*)