Berita Karangasem
DLH Karangasem Belum Temukan Solusi untuk Mengatasi Tumpukan Sampah di TPA Butus
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem, Bali, belum memiliki solusi untuk mengatasi tumpukan sampah
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - DLH Karangasem Belum Temukan Solusi untuk Mengatasi Tumpukan Sampah.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem, Bali, belum memiliki solusi untuk mengatasi tumpukan sampah yang hampir overload di Tempat Proses Akhir (TPA) Butus, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem.
Volume sampah per harinya cukup tinggi.
Kepala DLH Karangasem I Nyoman Tari mengatakan, sampah ini jadi prmasalahan penting.
Tumpukan sampah di TPA menggunung, serta volume sampah meningkat.
Baca juga: Dua Tradisi di Karangasem Diusulkan Sebagai WBTB
Petugas memprediksi, TPA Butus hanya mampu menampung untuk beberapa bulan, setelah itu tak bisa lagi.
"Belum ada solusi. Kalau membangun TPA baru ada penolakan dari masyarakat sekitar. Selain itu, anggaran untuk pembangunan TPA baru tak ada," kata Nyoman Tari, Kamis 14 April 2022 siang hari.
Ditambahkan, pemerintah berharap warga di Kabupaten Karangasem mengelola sampah berbasis sumber sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No. 47 Th. 2019.
Satu diantaranya memilah sampah organik/non-organik, sehingga volume sampah bisa ditekan dan kapasitas pembuangan tak penuh.
"Sampah plastik dibuang ke TPA, sedangkan sampah daun, buah, dan lain dibuang ke kebun. Saya minta warga memilah sampah," tambah I Nyoman Tari mantan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem.
Desa di Kabupaten Karangasem juga diminta meembuat tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST), tapi tak maksimal.
Sementara itu, untuk desa yang tak membangun TPST alasannya karena terkendala lahan.
"Dari 78 desa, yang baru bangun TPST hanya 16 desa. Itupun beberapa desa tidak maksimal pengelolaannya," akuinya.
Pihaknya berharap warga ikut bersinergi dalam memerangi sampah di Kabupaten Karangasem.
Sehingga volume sampah tidak menumpuk di TPA.
Baca juga: Tak Kuat Nanjak, Truk Pengangkut Batu Terperosok Dari Badan Jalan Bangli-Karangasem
Sekarang pemerintah hanya melayani pengangkutan sampah sekitar Kota Amlapura.
Sedangkan untuk daerah lain diserahkan ke tiap desa.
Untuk diketahui, kiriman sampah dari Kota Amlapura dan sekitarnya mencapai 40 - 50 ton per hari.
TPA Butus kondisinya sudah memprihatinkan.
Volume sampah di TPA Butus diperkirakan hampir mencapai 90 persen, mendekati overload, juga kiriman sampah lumayan tinggi.
(*)