Berita Bangli

Kawanan Rusa Jadi Daya Tarik Desa Wisata Undisan Kaja Bangli

Sejak beberapa tahun terakhir, lahan warga di wilayah Desa Undisan Kaja Bangli kerap didatangi rusa

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Salah satu rusa yang tertangkap kamera warga di wilayah Desa Undisan Kaja, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Kawanan Rusa Jadi Daya Tarik Desa Wisata Undisan Kaja Bangli.

Sejak beberapa tahun terakhir, lahan warga di wilayah Desa Undisan Kaja, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Bali, kerap didatangi rusa.

Hewan yang disebut 'kidang' oleh warga sekitar itu, saat ini bahkan telah berkembang biak.

Warga juga tidak berani mengusik hewan ini karena adanya sanksi adat.

Bersama salah seorang warga sekitar bernama Wayan Jamin, Tribun Bali diajak mengunjungi kebun yang berlokasi di belakang rumahnya.

Baca juga: PKM Program Studi MBP Politeknik Pariwisata Bali di Desa Undisan

Rimbunnya pepohonan di sekitar memberikan nuansa asri.

Di kebun itu, Wayan Jamin menunjukkan lokasi tempat ia sering mendapati rusa.

Hanya saja di siang hari, rusa jarang menampakkan dirinya.

Sebab biasanya rusa-rusa itu akan terlihat pada pagi hari sekitar pukul 06.30 Wita, dan sore hari sekitar pukul 19.00 Wita.

"Mereka (rusa) sering terlihat di kandang ternak milik warga. Seperti di kandang sapi saya, kadang mereka terlihat tiduran, makan bersama sapi, ataupun sekedar bercanda dengan anak-anak sapi," ucapnya saat ditemui Tribun Bali, Rabu 13 April 2022.

Menurut Jamin, rusa yang kerap terlihat di kandang adalah jenis anakan.

Sementara yang dewasa sering kali terlihat di ladang.

"Yang dewasa sebesar anak sapi. Tanduknya juga panjang, mungkin sekitaran 30 sentimeter," ungkapnya.

Lanjut dia, warga sekitar tidak ada yang tahu secara pasti darimana rusa-rusa ini berasal.

Namun diperkirakan rusa tersebut datang akibat musibah erupsi Gunung Agung beberapa tahun silam.

Baca juga: Dua Mesin Pompa di Bangli Mengalami Kerusakan, Distribusi Air Bersih Bagi Pelanggan Digilir

Sebab bertepatan saat itulah warga sekitar, termasuk Jamin pertama kali mendapati adanya seekor rusa di kebun.

Mulanya ia hanya melihat satu ekor di kebun miliknya, namun selang sebulan kemudian sudah ada dua ekor. 

"Beberapa bulan selanjutnya sudah bertambah lagi, dan sekarang jumlahnya kurang lebih ada enam ekor," sebutnya.

Jamin mengatakan hampir setiap hari rusa itu terlihat oleh warga.

Ia juga mengakui rusa ini cukup jinak, walaupun ada warga yang beraktivitas sekitarnya. 

Rusa-rusa yang berkeliaran di kebun memakan batang hingga daun pisang ataupun kulit batang pohon albesia muda.

Termasuk juga kulit batang pohon durian muda yang ada di kebun warga sekitar. 

Warga sekitar juga tidak berani untuk mengusik rusa-rusa itu.

Jangankan mengusik, menangkap pun tidak pernah terpikirkan.

Hal ini dikarenakan adanya aturan adat yang melarang untuk berburu satwa di wilayah Desa Undisan Kaja.

Baca juga: Kasus Positif Rabies di Bangli Meningkat, Hingga Bulan April Tercatat 21 Kasus Positif

Sementara Wayan Muliana, selaku Ketua Pecalang Desa Adat Undisan Kaja mengungkapkan, keberadaan aturan adat ini sebagai bentuk dan upaya pelestarian satwa di lingkungan sekitar.

Walaupun aturan adat tersebut saat ini masih dimatangkan.

"Ini juga berkenaan dengan pengembangan desa wisata Undisan Kaja. Kalau ada rusa tentu lebih menarik lagi. Mengenai sanksi adat, saat ini kami juga sudah berupaya urunan untuk memasang plang larangan berburu di sudut-sudut desa," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved