Berita Gianyar
Tambang Liar di Tebing Sungai Petanu Bikin Jalan Tegenungan Jebol, Begini Tanggapan Bupati Gianyar
Tambang Liar di Tebing Sungai Petanu Bikin Jalan Tegenungan Jebol, Begini Tanggapan Bupati Gianyar
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Aktivitas tambang batu padas di tebing sepanjang aliran Sungai Petanu, kawasan Sukawati, Gianyar, Bali telah menyebabkan kerusakan lingkungan.
Satu diantaranya adalah jebolnya jalan penghubung Desa Sukawati dengan Tegenungan.
Akibatnya, Pemda Gianyar harus menganggarkan miliaran rupiah untuk membuat jalan baru.
Saat ini, ruang jalan di kawasan tersebut telihat retak.
Areal di bawahnya yang terdapat tebing batu padas terus dikeruk, sehingga pondasi jalan terus terkikis.
Bupati Gianyar, Made Mahayastra, Senin 18 April 2022 tak menampik bahwa penambangan liar sepanjang Sungai Petanu menjadi penyebab kerusakan lingkungan.
Ditemui usai sidang paripurna di DPRD Gianyar, Mahayastra mengatakan Jalan Tegenungan menuju Sukawati telah jebol sebanyak tiga kali.
"Kita dari dulu kan konsen pemeliharaan lingkungan. Jalan Tegenungan kan juga sudah tiga kali jebol. Sekarang kita membebaskan lahan untuk bikin jalan baru. Penambangan tersebut terjadi di areal sepanjang Sungai Petanu," ujarnya.
Baca juga: Ngaturan Rambut Ngodak Sesuhunan di Gianyar, Rambut Gadis Belum Menstrusi untuk Perarai
Politikus asal Payangan tersebut mengatakan, kewenangan izin tidak ada di ranah Pemkab Gianyar. Sebab tanah yang ditambang tersebut, kata dia, merupakan tanah negara.
Karena itu, untuk proses izinnya merupakan kewenangan Pemprov Bali.
"Untuk tanahnya memang tanah negara. Jadi kalau secara aturannya, itu kan izinnya di provinsi," ujar Mahayastra.
Meski begitu, Mahayastra mengatakan pihaknya tidak diam atas aktivitas penambangan liar di sana.
Ia mengaku sudah sering mendekati dan mengarahkan para penambang untuk mencari pekerjaan lain.
"Kita sudah setiap saat sudah memberikan penyadaran. Dan kita arahkan dia ke mata pencarian lain. Kepala desa sudah kita peringati. Solusinya memang dia kita berikan pekerjaan.
Kita sudah mulai dan sudah kita arahkan. Namun karena skill-nya dan pendapatannya lebih banyak dari sana dibandingkan pekerjaan lain, jadi perlu proses penyadaran," ujarnya.
Baca juga: PERKENALKAN, Namanya Lanang, Anak Gajah Pasangan Terry dan Budi yang Lahir di Bali Zoo Gianyar
Lalu, apakah pihaknya akan melakukan tindakan tegas pada penambang liar?
"Jangan tegas dulu. Kita proses dulu. Tindakan tegas kita, kita sudah laporkan ke provinsi. Karena itu, provinsi harus mengawal perdanya. Kita sudah pernah sidak gabungan dengan Satpol PP Provinsi Bali. Tapi itu tetap tidak akan menyelesaikan masalah.
Sekarang, bagaimana kita bisa mengerti orang yang butuh kerjaan, menghidupi keluarganya. Kita sudah alihkan dengan UMKM, pembangunan Pasar Sukawati, TPS3r, dia bisa bekerja di sana," tandasnya.
Mahayastra mengklaim, sejumlah penambang liar bekerja sudah terserap dalam program-program pemerintah tersebut.
"Nanti kita data. Tapi yang jelas sudah berkurang (penambang liarnya)," tandasnya. (*)