Konflik Rusia vs Ukraina

AS Minta Rusia Bayar Sebagian Biaya Pembangunan Ukraina, Butuh Rp100 Trliun Per Bulan

Presiden Bank Dunia memperkirakan kerugian fisik bangunan dan infrastruktur Ukraina akibat invasi yang dilakukan oleh Rusia mencapai 60 Miliar USD

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Widyartha Suryawan
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Seorang tentara Rusia berpatroli di jalan Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang di Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

Namun ia memperingatkan bahwa menggunakan cadangan bank sentral Rusia yang disita di Amerika Serikat untuk membangun kembali Ukraina akan menjadi langkah signifikan yang memerlukan diskusi dan kesepakatan dengan mitra internasional.

"Itu salah satu yang Anda perlu hati-hati memikirkan konsekuensinya," kata Yellen.

Baca juga: Konflik Ukraina Rusia: Putin Kirim Psywar Luncurkan ICBM Sarmat, Pentagon Sebut Bukan Ancaman AS

"Aku tidak ingin melakukannya (menggunakan cadangan bank sentral Rusia yang disita) dengan enteng,” imbuhnya.

Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, yang menghadiri konferensi secara langsung, mengatakan PDB Ukraina bisa turun 30 persen menjadi 50 persen, dengan kerugian langsung dan tidak langsung sebesar US$560 miliar sejauh ini.

Jumlah itu lebih dari tiga kali ukuran ekonomi Ukraina, pada US$155,5 miliar pada tahun 2020, menurut data Bank Dunia.

"Jika kita tidak menghentikan perang ini bersama-sama, kerugian akan meningkat secara dramatis," kata Shmyhal, seraya menambahkan bahwa Ukraina akan membutuhkan rencana pembangunan kembali yang serupa dengan Rencana Marshall pasca-Perang Dunia II yang membantu membangun kembali Eropa yang dilanda perang. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved