Human Interest Story

Kisah Para Kartini dari Bali, Bangga Jadi Juru Parkir dan Tukang Suun

Wardani mengaku ia bisa menyetor uang ke perkumpulan juru parkir Denpasar paling banyak Rp 100 ribu per hari.

Penulis: Putu Honey Dharma Putri W | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Honey Dharma Putri
Nyoman Wardani, Wanita Tangguh yang Bangga Akan Profesinya Sebagai Juru Parkir Pasar Badung - Kisah Para Kartini dari Bali, Bangga Jadi Juru Parkir dan Tukang Suun 

Ia menyadari pendapatannya tidaklah seberapa, bahkan menurutnya lebih besar pengahasilan suaminya yang bekerja sebagai petani di kampung.

Ketimbang pengahasilannya sebagai juru parkir.

Tapi seperti motivasinya di awal, pekerjaan ini juga sebagai penghibur dirinya juga.

Lain lagi yang dilakukan Wayan Sikiani (50).

Dia mengaku berprofesi sebagai tukang suun sejak tahun 2000.

Ibu Sikiani mulai berprofesi sebagai tukang suun sejak ia masih gadis hingga saat ini sudah memiliki 2 putra yang sudah dewasa, bahkan salahbsatu anaknya sudah menikah dan memiliki 3 orang anak.

"Saya sudah dari lama kerja begini. Dulu saya masih bajang pulang sekolah langsung kerja jadi tukang suun. Sampai akhirnya menikah, saya sudah punya anak 2. Satunya sudah nikah. Saya punya cucu tiga," tutur Wayan Sikiani

Sikiani melakukan kegiatan suun pukul 09.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita.

Ia mengaku sangat sering mengalami penolakan dari beberapa pengunjung pasar untuk menggunakan jasanya.

Baca juga: Kisah Mami Sisca di Buleleng, Pelihara Belasan Anjing dan Kucing Liar, Habiskan Rp100 Ribu Sehari

Hal ini tentu sangat berdampak pada pendapatan sehari-harinya.

"Dari jam 09.00 saya di sini, sampi jam 17.00. Sepi, belum lagi sering ditolak oleh pengunjung pasar," keluhnya.

Ia mengaku sehari bisa saja hanya mendapat Rp 30 ribu sampai paling banyak bisa mengumpulkan uang Rp 50 ribu per hari.

Uang yang terkumpul inilah yang digunakanya untuk kehidupan sehari-hari bersama suaminya yang berprofesi sebagai buruh bangunan.

Namun sayangnya selama pandemi ini suami ibu Wayan Sikiani tidak mendapatkan pengahasilan, lantaran sepinya kerjaan.

Suaminya pun memutuskan pulang kampung untuk mengurus sawah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved