Berita Bali
TUJUH Ekor Anjing Mati Tak Wajar di Sebuah Rumah di Tabanan, Tinggal Kerangka dan Tulang Belulang
TUJUH Ekor Anjing Mati Tak Wajar di Sebuah Rumah di Tabanan, Tinggal Kerangka dan Tulang Belulang
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Widyartha Suryawan
Hendra menggambarkan kondisi rumah tempat penemuan kerangka anjing tersebut, kondisinya sangat tidak layak huni, berupa lahan dengan bangunan semi permanen dari triplek serta sudah ditumbuhi ilalang tumbuhan-tumbuhan liar, penuh debu dan berserakan kotoran.
Rumah tersebut berdampingan langsung dengan rumah para tetangga. Di rumah tersebut, kata Hendra, ANT hanya datang satu kali sehari setiap malam hari, itupun tidak setiap hari.
"Kondisi penampungan dan rumah sama sekali tidak layak dari segi kesehatan dan kesejahteraan hewan maupun manusia," ucapnya.
"Saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Yang bersangkutan hanya mengambil anjing liar atau ada indikasi juga menerima penitipan dari orang asing atau lokal," ujar dia.
Anjing-anjing yang telah mati tersisa tulang belulang itu diduga terlantar sejak 3-4 bulan yang lalu dan kondisinya beberapa terkunci di dalam kandang sehingga tidak bisa keluar.
Praktis, kurun waktu selama itu, anjing tersebut tidak mendapat asupan nutrisi makanan dan minuman dengan kondisi terkurung di kandang.
"Kondisinya beberapa yang kita temui anjing tersebut tinggal kulit di dalam kandang, dan kerangka-kerangka tulang belulang. Dari pemeriksaan ada 7 anjing, dan kasus ini mengarah pada seorang wanita berinisial ANT," ucapnya.
Kasus kematian anjing-anjing secara tak wajar itu memang sempat ramai di media sosial.
Bahkan, pelaku diduga mengeruk donasi pihak luar untuk mengadopsi anjing yang dititipkan padanya, tetapi ternyata anjing-anjing tersebut tidak benar-benar dirawat olehnya.
Terkait dugaan tersebut, Hendra mengaku tak ingin berasumsi dan menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian.
"Kita tidak berani berasumsi takutnya salah, tapi sekilas di media sosial, yang bersangkutan memang gencar mengadopsikan. Indikasi memang ada beberapa orang yang mentransferkan dana ke beliau menitipkan atau memelihara," tutup Hendra. (*)