Berita Buleleng
Progres Pembangunan Shortcut Titik 7A, 7B, 7C & 8 Capai 55 %, Terjadi Pembengkakan Anggaran
Progres pembangunan shortcut atau jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani titik 7A, 7B, 7C dan titik 8 saat ini sudah mencapai 55 persen.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Progres pembangunan shortcut atau jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani titik 7A, 7B, 7C dan titik 8 saat ini sudah mencapai 55 persen.
Pihak kontraktor dalam hal ini PT Sinar Bali Bina Karya optimis mega proyek senilai Rp 145.5 miliar itu dapat diselesaikan tepat waktu, atau hingga Oktober mendatang.
Baca juga: Rakerprov IMI Bali, Agendakan Event Bertajuk Sport Tourism & Bangun Sirkuit Mini di Buleleng
Baca juga: Pakai Campuran Anggur Hitam Khas Buleleng, Joly Raih Juara Lomba Mixologi Arak Bali
Project Manager PT Sinar Bali Bina Karya I Putu Wahyu Nayaka ditemui belum lama ini mengatakan, hampir seluruh item pengerjaan sedang digarap oleh pihaknya.
Mulai dari pembangunan jembatan di dua titik, pengerukan tebing, pembuatan badan jalan, dan pembangunan anjung pandang berisi patung Ida Panji Landung sedang menyunggi Raja Buleleng Ki Barak Panji Sakti di shortcut titik 5-6.
Seluruh pengerjaan itu ungkap Nayaka, dikerjakan secara paralel.
Sebab dengan cara seperti itu diyakini proyek dapat diselesaikan tepat waktu.
"Cuaca hujan memang menjadi kendala kami selama ini. Namun hal itu tidak boleh dijadikan sebagai halangan. Cuaca hujan sudah menjadi risiko, dan sudah kami prediksi. Jadi proyek tetap jalan. Masyarakat setempat juga sangat mendukung, sehingga sampai saat ini tidak pernah terjadi konflik sosial," ucapnya.
Disinggung terkait pembangunan jembatan, Nayaka menjelaskan ada dua jembatan yang akan dibangun di shortcut titik 8.
Jembatan itu masing-masing memiliki panjang 100 meter, dan 60 meter.
Sementara terkait lebar, mengikuti standar jalan nasional, yakni sekitar 11 meter.
Nayaka menyebut, dalam pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C dan 8 ini, pihaknya membutuhkan tambahan anggaran.
Hal ini terjadi sebab ada beberapa titik tebing tinggi yang harus digali oleh pihaknya.
Tebing itu kemudian membutuhkan atensi penguatan yang lebih, agar kedepan tidak menimbulkan bencana longsor.
Atensi penguatan yang dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti soil nailing dan matras.
Dengan adanya pembengkakan anggaran ini, pihaknya jelas Nayaka dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi ke Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali.
Koordinasi dilakukan untuk mendapatkan persetujuan terkait item dan kajian teknis yang digunakan untuk penguatan tebing.
"Untuk angka pasti tambahan anggarannya belum ada, kami masih harus berkoordinasi dulu dengan Balai Jalan. Minggu ini baru kami pastikan ke Balai Jalan. Penguatan tebing ini harus kami lakukan, agar tidak percuma ada jalan bagus tapi tebingnya tidak kuat," tutupnya.
Seperti diketahui, pembangunan shortcut atau jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani, titik 7A, 7B, 7C dan 8 dilakukan di desa Gitgit dan Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Pembangunan ini menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian PUPR.
Shorcut Titik 7A, 7B, 7C, dan Titik 8 tidak hanya memangkas 17 tikungan, namun juga memperbaiki elevasi jalan yang sebelumnya berada pada kemiringan lebih dari 10 persen, kini dirancang menjadi di bawah 10 persen.
(*)