Berita Tabanan

Kasus Rekayasa Penculikan di Tabanan Terus Didalami, Polisi Tunggu Hasil Tes Kejiwaan DA dan Mertua

Satreskrim Polres Tabanan terus mendalami kasus rekayasa penganiayaan dan percobaan rudapaksa wanita 19 tahun berinisial DA (19) di Kecamatan Kediri,

Istimewa
Korban wanita 19 tahun saat ditemukan warga dan petugas di areal Beji Puseh Pura Desa di Banjar Sengguan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, Senin 2 Mei 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Satreskrim Polres Tabanan terus mendalami kasus rekayasa penganiayaan dan percobaan rudapaksa wanita 19 tahun berinisial DA (19) di Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, beberapa waktu lalu.

Selain menegaskan bahwa keterangan dari DAT tersebut tidak benar, pihak kepolisian terus mendalami keterangan sejumlah pihak termasuk suami dan mertuanya.

Saat ini, polisi masih menunggu laporan hasil tes kejiwaan terhadap wanita asal Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri ini serta mertuanya.

"Kita masih terus dalami. Sementara kita masih lakukan pemeriksaan psikologis dan psikiater terhadap DA ini," kata Kasat Reskrim Tabanan, AKP Aji Yoga Sekar saat dikonfirmasi, Minggu 8 Mei 2022. 

Baca juga: Buat Notice Do and Doesn’t untuk Wisman, Saran BTB Setelah Kasus Bule Tanpa Busana di Tabanan

AKP Yoga menyatakan, untuk pemeriksaan kejiawaan terhadap DA melibatkan berbagai pihak seperti melibatkan psikiater dari RSUD Tabanan, psikolog dari Polda Bali dan lainnya.

Kemudian mengenai keberadaan DA saat ini, ia menyampaikan sudah berada di rumah aman. 

Disinggung mengenai pemeriksaan terhadap suami dan mertua korban yang sebelumnya disebut membantu rekayasa penculikan ini, AKP Aji Yoga mengatakan sudah melakukan pemeriksaan.

Hanya ia enggan berkomentar lebih jauh mengenai hasil pemeriksaannya. Ia mengaku masih menunggu hasil tes kejiwaan dari DA.

Nantinya, dalam pemeriksaan tersebut akan memperjelas apakah ada faktor lain yang mempengaruhi DA memberikan keterangan ini serta memastikan apakah DA sehat secara jasmani dan rohani.

Baca juga: Polres Tabanan Dalami Kasus Wanita ‘Korban’ Aniaya, DAT Takut Pulang karena Kencan Hingga Dinihari

Faktor lain yang dimaksud adalah seperti adanya bisikan dari dunia lain atau makhluk tak terlihat, kemudian apakah memberikan keterangan secara sadar dan mengetahui saat itu, dan sejauh mana dia (DA) bisa mempertanggungjawabkan keterangannya tersebut.

Nantinya jika memang tak bisa dipertanggungjawabkan, bisa memperoleh konsewensi terhadap laporan palsu tersebut. 

"Sudah kita periksa. Tapi terkait hal tersebut (inisiatif rekayasa), ini masih kita dalami dengan koordinasi beberapa pihak," ujarnya.

Bagaimana dengan kepastian hukumnya?

Pihaknya kembali menegaskan tergantung dari hasil tes kejiwaan dari DA.

Selain itu juga termasuk keluarga atu mertuanya yang disebutkan memberikan saran untuk merekayasa penculikan tersebut. 

"Nanti tinggal laporan dari hasil tes kejiwaannya. Semua keluarga diperiksa juga. Ini untuk menjamin apakah ia memberikan keterangan secara sehat jasmani dan rohani. Semua keluarganya juga diperiksa," jelasnya. 

Baca juga: PRANK! Wanita 19 Tahun Hanya Karang Cerita Karena Takut Dimarahi

"Kita tentunya butuh waktu dalam penanganaan kasus yang melibatkan perempuan ini. Mengingat, untuk koordinasi juga melibatkan beberapa pihak seperti Dinas Sosial contohnya," jelasnya.

Sebelumnya, Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus mengembangkan atau mendalami laporan penganiayaan di Kecamatan Kediri.

Sebab, pihaknya sudah curiga sedari awal bahwa apa yang disampaikan atau keterangan adalah tidak benar. 

"Kita sekarang masih proses. Karena kita ketahui apa yang disampaikan faktanya tidak benar. Itu merupakan karangan ceritanya," jelasnya.

AKBP Nefli mengungkapkan, motif atau alasan wanita 19 tahun itu mengarang cerita adalah karena takut pulang ke rumahnya di Banjar Mengening, Desa Nyitdah larut malam dan takut kena marah suaminya.

Sebab, saat itu atau sebelum adanya keterangan tersebut, wanita ini sempat jalan dengan seorang teman pria yang baru dikenalnya lewat media sosial.

"Sehingga dia membuat cerita seperti itu (penculikan dan penganiayaan). Sebenarnya wanita ini jalan dengan teman prianya yang baru dikenal dari media sosial," ungkapnya.

Dia melanjutkan ceritanya, mereka saling kenal hanya baru beberapa hari dan berjanji ketemu kemudian berlanjut dengan kencan.

Tak terasa, mereka kencan hingga larut malam bahkan hingga pukul 03.00 Wita dinihari.

Selanjutnya, ia mengadu ke bapak mertunya untuk meminta perlindungan. Ia meminta solusi agar suaminya tidak marah. Selanjutnya bapak mertua memberikan tali kepada DAT untuk merekayasa penculikan tersebut. 

"Sesuai keterangannya, Ini ada tali, silahkan ikat dirimu, jadi kamu sebagai korban penculikan. Nah setelah itu, peristiwa itu kemudian mengalir hingga laporannya sampai ke kepolisian."

"Sehingga, sekarang kami lagi dalami dan sudah menemukan saksi-saksi yang lain seperti suami, bapak ibu mertua, termasuk rekan pria yang sempat diajak jalan oleh DAT ini," tegasnya. (*)

Berita lainnya di Berita Tabanan

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved