Berita Tabanan
Polres Tabanan Dalami Kasus Wanita ‘Korban’ Aniaya, DAT Takut Pulang karena Kencan Hingga Dinihari
Satreskrim Polres Tabanan terus mendalami kasus penganiayaan dan percobaan rudapaksa wanita 19 tahun berinisial DAT di Kecamatan Kediri
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Satreskrim Polres Tabanan terus mendalami kasus penganiayaan dan percobaan rudapaksa wanita 19 tahun berinisial DAT di Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali.
Selain menegaskan bahwa keterangan dari DAT tersebut tidak benar, polisi juga mengungkap motif ia merekayasa laporan tersebut.
Ternyata, ia hanya takut dimarahi suaminya saat pulang dinihari bersama seorang pria yang baru dikenalnya lewat media sosial.
Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus mengembangkan atau mendalami laporan penganiayaan di Kecamatan Kediri.
Baca juga: Polres Tabanan Ungkap Motif Korban Karang Penganiayaan, DAT Sempat Kencan dengan Pria hingga Larut
Sebab, pihaknya sudah curiga sedari awal bahwa apa yang disampaikan atau keterangan adalah tidak benar.
"Kita sekarang masih proses. Karena kita ketahui apa yang disampaikan faktanya tidak benar. Itu merupakan karangan ceritanya," jelasnya.
AKBP Nefli mengungkapkan, motif atau alasan wanita 19 tahun itu mengarang cerita adalah karena takut pulang ke rumahnya di Banjar Mengening, Desa Nyitdah larut malam dan takut kena marah suaminya.
Sebab, saat itu atau sebelum adanya keterangan tersebut, wanita ini sempat jalan dengan seorang teman pria yang baru dikenalnya lewat media sosial.
"Sehingga dia membuat cerita seperti itu (penculikan dan penganiayaan). Sebenarnya wanita ini jalan dengan teman prianya yang baru dikenal dari media sosial," ungkapnya.
Dia melanjutkan ceritanya, mereka saling kenal hanya baru beberapa hari dan berjanji ketemu kemudian berlanjut dengan kencan.
Tak terasa, mereka kencan hingga larut malam bahkan hingga pukul 03.00 Wita dinihari.
Selanjutnya, ia mengadu ke bapak mertunya untuk meminta perlindungan. Ia meminta solusi agar suaminya tidak marah.
Selanjutnya bapak mertua memberikan tali kepada DAT untuk merekayasa penculikan tersebut.
"Sesuai keterangannya, Ini ada tali, silakan ikat dirimu. Jadi kamu sebagai korban penculikan. Nah setelah itu, peristiwa itu kemudian mengalir hingga laporannya sampai ke kepolisian. Sehingga, sekarang kami lagi dalami dan sudah menemukan saksi-saksi yang lain, seperti suami, bapak ibu mertua, termasuk rekan pria yang sempat diajak jalan oleh DAT ini," tegasnya. (*)
Kumpulan Artikel Tabanan