Berita Karangasem
Bocah 11 Tahun Meninggal Akibat Terjangkit DBD, Sempat Dirawat di ICU Sebelum Hembuskan Nafas
Bocah 11 Tahun Meninggal Akibat Terjangkit DBD, Sempat Dirawat di ICU Sebelum Hembuskan Nafas.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Marianus Seran
"Untuk di Desa Bungaya sempat meningkat kasusnya.
Ini lantaran cuaca yang berubah - ubah. Sekarang hujan, besoknya panas.
Ini pemicu meningkatkan penyebaran nyamuk aedes aegypti,"akui Gusti Bagus Pertama, pejabat dari Kecamatan Sidemen.
Untuk kasus DBD di Karangasem triwulan I 2022 mengaalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2021.
Dari Bulan Januari sampai 11 Mei 2022 jumlah kasusnya sudah meencapai 314 kasus, sedangkan 2021 selama setahun capai 185 kasus. Tersebar di 8 Kecamataan.
Rincian kasus DBD tahun 2022 yakni Bulan Januari sebanyak 81 kasus, Bulan Februari 62 kasus, Maret 52 kasus, terbanyak yakni Bulan April mencapai 100 kasus, dan Mei sekitar 19.
Kemungkinan jumlah kasus trsebut akan terus mengalami peningkatan di Kabupatrn Karangasem.
Meningkatnya kasus DBD di Karangasem karena siklus lima tahunan.
Cuaca yang berubah - ubah menjadi pemicu naiknya kasus DBD di Karangasem.
"Nyamuk aedes aegypti biasanya berkembang jika ada genangan air sekitar rumah,"ungkap I Gusti Pertama, sapaan akrabnya.
Ditambahkan, dari 177 kasus yang ditemukan paling banyak di Kecamataan Karangasem, hampir 84 kasus.
Sedangkan sisanya tersebar dibeberapa Kecamatan di Karangasem.
Diantaranya Kecamatan Bebandem, Manggis, Kubu, Sidemeen, Abang, Selat, dan Kecamatan Rendang.
Untuk capaian Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kab. Karangasem sudah capai 93 persen.